Kelaparan dan Kurang Gizi Masih Mewarnai Dunia

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Hari ini dunia mempertingati hari Lingkungan Hidup dan mengambil tema Think, Eat, Safe. Reduce Your Foodprint. Tema ini dipilih, karena wajah kehidupan manusia di muka bumi masih diwarnai kelaparan dan kekuarangan gizi, sementara kerusakan lingkungan terus terjadi.

Badan PBB untuk pangan dan pertanian (FAO / Food and Agriculture Organization) mengingatkan bahwa masalah kekuarangan gizi, sekalipun ada perbaikan, masih membutuhkan perjalanan panjangan untuk menghapuskannya di seluruh muka bumi.

Pesan FAO adalah pemerintah harus berusaha lebih keras untuk mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi. Laporan organisasi ini menyebutkan bahwa dalam tahun 2011 – 2012 masih ada 870 juta orang dalam kelaparan. Mereka adalah sebagian kecil dari miliaran penduduk bumi yang kesehatan dan kesejahteraannya rusak akibat kekurangan gizi yang pernah dialami.

Di seluruh dunia yang penduduknya mencapai tujuh miliar jiwa, sekitar dua miliar menderita kekurangan satu atau lebih nutrisi mikro (defisiensi mikronutrien). Sementara 1,4 miliar penduduk dunia justru kelebihan berat badan, dan setengah miliar di antaranya sudah pada tingkat obesitas.

Laporan FAO juga menyebutkan bahwa 26 persen dari seluruh anak balita pertumbuhannya terhambat, dan 31 persen menderita kekurangan vitamin A.

Kekurangan gizi, baik nutrisi mikro maupun makro (makronutrien), dan kelebihan berat badan akan menjadi beban sosial dan ekonomi. Keduanya memberatkan biaya perawatan kesehatan, karena menjadi sangat tinggi.

Dalam hitungan FAO, beban biaya akibat kedua hal itu bisa mencapai lima persen produk domestic bruto, yaitu sebesar US$ 3,5 triliun atau sekitar US$ 500 per orang.

Angka ini bahkan sepadan dengan GDP Jerman, negara dengan perekonomian terbesar di Eropa. Padahal, masalah kekurangan gizi juga menjadi beban sosial yang cukup tinggi

 

Editor : Sabar Subekti