Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 11:46 WIB | Minggu, 28 Agustus 2016

Kelemah Lembutan Satu-satunya Cara Atasi Perang

Ilustrasi: Paus Fransiskus memimpin sebuah misa. (Foto: nbcnews.com)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Kebijakan yang dikeluarkan seluruh pemimpin atau kepala negara di dunia seharusnya kebijakan yang berdasar pada kelemah lembutan, karena cara tersebut merupakan salah satu cara mengatasi konflik dan perang yang ada di setiap negara.

Seperti diberitakan situs berita Katolik Cruxnow, hari Jumat (26/8), Paus Fransiskus menyampaikan pernyataan tersebut saat memberi renungan di Lapangan Santo Petrus, Basilika, Vatikan.

Paus Fransiskus merasa penting saat ini setiap pemimpin dunia merespons kekerasan yang terdapat di setiap negara dengan cara yang lemah lembut.

Kekerasan yang berujung pertumpahan darah, dalam pandangan Paus Fransiskus, seperti yang terjadi di Suriah, Irak, dan Ukraina, belum lagi konflik selama enam dekade di Kolombia, antara lain dipicu munculnya gerakan-gerakan fundamentalis yang semakin marak di dunia.

Pendekatan non kekerasan, dalam pandangan Paus Fransiskus, merupakan pendekatan politik yang didasarkan pada perlindungan hak-hak dan martabat yang sama dari semua.

“Politik ini tanpa diskriminasi dan perbedaan, dan dapat mengatasi konflik bersenjata,” kata Paus Fransiskus.

Perspektif non kekerasan merupakan salah satu cara untuk mengenali kekuatan yang tepat untuk mendamaikan dunia, bukan berapa besarnya kekuatan yang dibutuhkan untuk membuat kondisi yang aman.

Beberapa waktu lalu, Paus Fransiskus mengungkapkan kesedihan dan keprihatinannya dengan maraknya kekerasan di Eropa yang dia anggap sebagai “Perang Dunia Ketiga”

Dalam catatan Cruxnow, konflik di empat daerah antara lain Irak, Suriah, Afganistan dan Nigeria setidaknya hingga akhir 2015 menyebabkan lebih kurang 90.000 nyawa meninggal dunia sia-sia karena perang.

Jumlah tersebut tidak termasuk orang-orang yang meninggal dunia karena berusaha untuk mencapai tempat yang lebih aman, maupun orang-orang yang meninggal dunia karena  kurangnya perawatan kesehatan.

Paus Fransiskus mengatakan cara menegosiasikan perdamaian adalah dengan mereduksi kekerasan.

Menurut dia, negosiasi perdamaian seharusnya dilakukan banyak negara di dunia, karena cara tersebut bukan hal yang sulit. “Cara negosiasi adalah metode politik yang realistis dan menimbulkan harapan,” kata dia.

Paus Fransiskus menyerukan dalam peringatan Hari Perdamaian Dunia yang akan diperingati umat Kristiani (Kristen-Katolik) pada 1 Januari mendatang, seluruh negara di dunia harus mengakhiri perdagangan senjata ilegal. “Setiap negara jangan bersikap acuh tak acuh terhadap tragedi yang terjadi di negara lain, karena tragedi berasal dari keinginan daging manusia untuk politik dengan senjata api,” kata Paus asal Argentina tersebut.

Dalam usaha mewujudkan perdamaian, Paus Fransiskus menekankan setiap pemimpin negara harus memiliki panggilan dari dalam hati karena Tuhan Yesus Kristus selalu memberi terang dan tidak pernah meninggalkan pemimpin dan bangsa yang memiliki niat tulus menjalankan perdamaian.

“Perdamaian adalah karunia dari Yesus Kristus sekaligus prestasi manusia,” kata Paus.  (cruxnow.com)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home