Kelinci Sumatera, Kelinci paling Langka
SATUHARAPAN.COM - Kelinci Sumatera dianggap spesies paling langka dari semua jenis Kelinci. Di dunia hanya ada 15 spesimen Kelinci Sumatera yang tersimpan di museum, spesimen itupun dikumpulkan dari tahun 1880 hingga 1929. Terakhir tertangkap kamera pada tahun 1998.
Kelinci sumatera (Nestolagus netscheri) merupakan binatang endemik yang hanya terdapat di Pulau Sumatera, khususnya di daerah Sumatera Barat. Binatang ini lebih besar dari kelinci yang biasa dipelihara penduduk.
Kelinci ini bertelinga pendek, berbeda dengan umumnya binatang sejenis yang mempunyai telinga panjang. Ekornya juga pendek, bahkan begitu pendeknya sehingga seperti tidak mempunyai ekor. Bulunya halus seperti wol, pendek dan berwarna coklat kekuningan, sedangkan bagian belakang badan dan pangkal paha ditumbuhi bulu coklat kemerah-merahan.
Bulu bagian punggung, dari hidung hingga ujung ekor berwarna hitam, dan tampak seperti belang hitam. Belang ini juga terdapat pada pipi, kaki belakang dan paha. Belang hitam ini merupakan ciri dari kelinci sumatera ini.
Perilaku binatang ini juga berbeda dengan jenisnya, karena tidak suka membuat lubang sebagai tempat tinggalnya. Pada siang hari kelinci ini suka bersembunyi di bawah semak-semak yang tumbuh rapat, di celah-celah batu atau lubang pohon. Pada malam hari akan keluar mencari makan berupa rumput-rumputan, daun-daunan dan akar-akar tanaman, serta buah yang jatuh.
Perilaku dan perkembangbiakan binatang ini belum banyak diketahui, tetapi diperkirakan tidak jauh berbeda dengan kelinci yang telah dijinakkan dan dipelihara. Biasanya kelinci ini ditemukan berkeliaran di hutan-hutan lembab di daerah pegunungan. Diperkirakan populasi binatang ini terus menurun, karena tekanan yang kuat terhadap habitat mereka. Mereka menyukai semak-semak yang tumbuh rapat, dan pembukaan belukar untuk pertanian atau perkebunan menjadi ancaman bagi binatang endemik ini.
(arkive.org)
Program ULD Serap 770 Penyandang Disabilitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan, hingga Oktober 2024 program Un...