Kelompok Anak-anak Abraham Satukan Islam, Kristen dan Yahudi
DUBUQUE, IOWA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah kelompok lintas iman bernama Anak-anak Abraham (Children of Abraham) telah menjadi pemersatu sejumlah umat Islam, Kristen dan Yahudi di Dubuque, Iowa, sejak enam tahun lalu. Ini adalah sebuah organisasi akar rumput yang dibangun melalui mailing list beranggotakan 200 orang dan secara rutin bertemu, mempercakapkan bagaimana orang-orang yang berbeda keyakinan menjalankan kehidupan sehari-hari.
Munculnya kelompok ini, menurut John Eby, profesor di Loras College dan seorang Kristen, didorong oleh "rasa ingin tahu yang asli." Hal itu pula, yang menurut dia, menjadi kekayaan kunci yang membantu kota itu secara umum dapat menerima dengan tangan terbuka kehadiran dan perkembangan penduduk Muslim, termasuk dengan dibangunnya Tri-State Islamic Center, masjid terbaru di Iowa.
"Sebelum itu, ada banyak sorotan diarahkan kepada rencana untuk membangun masjid," kata dia, "dan sudah ada perhatian pada pembicaraan antar agama ... Dan kami berharap hal itu menciptakan penerimaan terhadap kaum Muslim di Dubuque menjadi lebih mudah," kata dia, seperti diberitakan oleh The Des Moines Register.
Gagasan untuk melahirkan kelompok Anak-anak Abraham didasarkan pada persahabatan antara Eby; Adib Kassas, seorang Muslim yang bekerja sebagai psikiater sekaligus imam di masjid; dan Alan Garfield.
Garfield adalah wakil presiden dari Kuil Yahudi, Beth El, di Dubuque. Berbeda dengan masjid yang umatnya terus tumbuh, kuil ini dihidupi hanya oleh keterlibatan sekitar 25 anggotanya yang kebanyakan sudah tua.
Tapi Garfield adalah orang yang suka berteman. Pria yang berasal dari bagian utara New York itu juga antusias menjangkau mahasiswa Muslim yang menjadi muridnya di Universitas Dubuque. Dari 90 mahasiswanya, setengahnya diperkirakan berasal dari Arab Saudi. Dan, Garfield mengundang mereka ke rumahnya dan membawa mereka menghadiri perayaan Yahudi.
"Jangan khawatir," ia meyakinkan mereka dengan tertawa kecil, "Aku tidak akan menyunatkan Anda."
Peraturan dalam kelompok Anak-anak Abraham tidak terlalu ketat, kecuali untuk beberapa hal: tidak boleh membawa-bawa urusan agama formal. Tidak boleh pula membawa-bawa urusan pemerintahan dan kekuasaan.
"Jika kami memperbolehkan berbicara tentang politik," kata Garfield, "pasti akan menemukan jalan buntu. Hal seperti itu adalah zero sum game. "
Itu sebabnya, ia mengatakan, tujuan utama dari kelompok ini adalah untuk mengkaji bagaimana orang-orang kebanyakan dari berbagai agama menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Bagaimana mereka mengatasi dilema-dilema moral, yang dalam beberapa kasus bahkan mungkin bertentangan dengan agama formal.
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...