Kelompok Anti Islam akan Demo Pembangunan Masjid di Australia
QUEENSLAND,SATUHARAPAN.COM - Kelompok anti Islam merencanakan aksi demonstrasi menentang rencana pembangunan masjid di kawasan Maroochydore, Sunshine Coast, Queensland, Australia, pada Sabtu (27/6). Aksi ini akan dilakukan menyusul disetujuinya izin pembangunan masjid oleh pemerintah setempat.
Komunitas muslim di Sunshine Coast tahun lalu membeli bangunan dua lantai di Jalan Church Street dari badan amal Uniting Care, dan mengajukan permohonan izin mendirikan masjid kepada pemerintah setempat.
Kampanye menentang rencana itu dijalankan oleh dua kelompok anti Islam, dan dalam salah satu aksinya tahun lalu tidak kurang dari 200 warga turun ke jalan. Mereka meneriakkan slogan anti Islam dan membawa poster seperti "Islam merencanakan kehancuran kita" serta "Australia kita punya masalah".
Aksi-aksi yang dilakukan kelompok tersebut dikecam oleh Menteri Utama Negara Bagian Queensland waktu itu Campbell Newman serta pemimpin oposisi Annastacia Palaszczuk.
Namun pada Selasa (23/6), pemerintah setempat mengabulkan permohonan izin masjid tersebut.
Mengenai hal itu, Walikota Sunshine Coast Mark Jamieson menjelaskan pihaknya hanya memeriksa apakah permohonan yang diajukan komunitas muslim itu memenuhi syarat yang diperlukan.
"Saya tahu adanya keberatan dari warga, dan saya ulangi kami dipilih bukan untuk menghambat kebebasan masyarakat Australia," katanya.
Dikabulkannya permohonan izin masjid tersebut dilakukan dengan syarat yang cukup ketat. Baik dalam jumlah jamaah, waktu beribadah, maupun mengenai penggunaan pengeras suara.
Kelompok yang menamakan dirinya Stop the Mosque at Maroochydore meminta para pendukungnya untuk kembali turun ke jalan hari Sabtu (27/6) untuk memprotes persetujuan itu.
Penyelenggara aksi demo itu menyatakan kehadiran masjid akan menghancurkan keharmonisan masyarakat yang telah lama terjalin. "Selain itu juga akan menurunkan harga rumah di sekitar masjid itu," katanya.
"Kami telah melihat apa yang terjadi ketika sebuah masjid berdiri di tengah-tengah masyarakat. Bahkan masjid kecil pun merupakanm awal kehancuran. Kami rakyat Sunshine Coast, tidak akan membiarkan hal itu terjadi," tambahnya.
Seorang anggota Parlemen Australia dari daerah pemilihan setempat, Mal Brought, sebelumnya meminta warga yang menentang kehadiran masjid itu untuk lebih terbuka mempelajari Islam, sehingga tidak terkungkung ketakutan dan kebencian akibat pandangan yang keliru.
Christian Dickson, salah seorang pejabat setempat yang bertanggung jawab atas perencanaan kota, menjelaskan bahwa segala persyaratan pembangunan masjid itu telah dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang ada, termasuk Undang-Undang Perencanaan Berkelanjutan 2009 dan Peraturan Perencanaan Sunshine Coast tahun 2014.
"Permohonan itu memasukkan penggunaan bangunan yang telah ada, tempat parkir, serta tempat ibadah di lantai bawah dan tempat penjaga masjid di lantai atas," kata Dickson.
"Persetujuan ini harus mengikuti syarat mengenai jumlah jamaah, waktu beribadah, serta pengeras suara," katanya.
"Setiap individu di Australia memiliki hak untuk menjalankan agama pilihan mereka secara damai tanpa merasa terancam," katanya.
"UU Perencanaan Kota, sama seperti semua UU lainnya di Australia, tidak boleh bersifat diskriminatif," kata Dickson. (radioaustralia.net.au)
Editor : Eben Ezer Siadari
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...