Kelompok Jihad Mengaku Dalangi Penembakan Mali
NOUAKCHOTT, SATUHARAPAN.COM - Sebuah kelompok jihad pimpinan militan tersohor Aljazair, Sabtu (7/3), mengaku sebagai dalang di balik serangan mematikan di sebuah klub malam di ibu kota Mali, Bamako, yang merenggut lima korban jiwa.
Juru bicara kelompok Al-Murabitoun, yang dipimpin oleh Mokhtar Belmokhtar, menyampaikan pengakuan tersebut lewat sebuah rekaman suara yang disiarkan oleh kantor berita Mauritania Al-Akbar, yang sering memublikasikan pernyataan dari para kelompok jihad.
“Kami mengaku bertanggung jawab atas operasi terbaru di Bamako yang dilakukan oleh pejuang pemberani dari Al-Murabitoun untuk membalaskan dendam nabi kami kepada negara Barat yang tak beriman yang telah menghina dan mengejek dia,” menurut rekaman itu, juga menyebutkan kematian tentara Prancis dari sebuah militant bernama Ahmed Telemsi.
Sedikitnya seorang pria bersenjata yang mengenakan topeng menerobos masuk ke klub malam di ibu kota Mali itu pukul 01.00 dini hari (waktu setempat) dan menyerang tempat tersebut dengan senapan otomatis dan tiga granat, kata saksi mata.
Korban tewas meliputi dua orang Eropa dan seorang aparat kepolisian Mali.
Pemerintah Mali menyebut penyerangan itu sebagai serangan “teroris” yang dilancarkan oleh “mereka yang tidak punya tujuan lain selain mengacaukan prospek perdamaian” -- pernyataan tersebut diperkirakan merujuk kepada jihadis yang beroperasi di wilayah gurun utara.
Sementara itu dua terduga pengeboman digantung dan dibakar massa di kota terbesar di Mali utara.
“Kedua pemuda itu menanamkan beberapa bom tak jauh dari kepolisian sungai Gao. Mereka hendak meledakkan bom tersebut dari jarak jauh ketika mereka dikejutkan oleh warga Gao yang kemudian membakar mereka,” kata seorang pihak keamanan di kota tersebut kepada AFP.
Seorang narasumber dari misi penjaga perdamaian PBB di Gao menambahkan “tidak ada yang bisa mengintervensi” karena massa yang mengamuk itu bertekad kuat membunuh dan membakar pemuda tersebut.
Foto dua mayat yang terbakar itu beredar di situs jejaring sosial.
Mereka digantung di saat bersamaan ketika lima orang -- satu warga Prancis, satu warga Belgia dan tiga warga Mali -- tewas oleh seorang pria bersenjata dalam serangan di sebuah klub malam di pusat ibu kota Bamako. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...