Pembunuh Tokoh Oposisi Rusia Ternyata Muslim Fanatik
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM – Salah seorang tersangka pembunuh tokoh oposisi utama Rusia, Boris Nemtsov, ternyata adalah seorang penganut agama Islam yang fanatik dan marah oleh penayangan kartun Nabi Muhammad oleh tabloid Charlie Hebdo.
Hal ini dikemukakan oleh pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, pada hari Minggu (8/3), sebagaimana dikutip Reuters.
Para penyidik Rusia mengatakan pekan lalu bahwa mereka tengah menyelidiki kemungkinan warga Chechen militan Muslim menembak mati Nemtsov, politisi yang dikenal berpandangan liberal, yang membela kartun yang disiarkan majalah satir Prancis Charlie Hebdo itu.
"Siapa pun yang mengenal Zaur (Dadayev) memastikan bahwa dia adalah Muslim yang taat dan seperti kebanyakan Muslim dikagetkan oleh aktivitas Charlie dan komentar-komentar yang mendukung pencetakan kartun itu," tulis Kadyrov pada akun Instagram-nya.
Kadyrov juga memastikan bahwa Dadayev, salah seorang dari lima tersangka yang ditahan karena pembunuhan Nemtsov, 27 Februari lalu, adalah anggota kepolisian Chechen yang mendapat banyak penghargaan karena keberaniannya.
Nemtsov ditembak mati pada malam 27 Februari di sekitar tembok Kremlin, dalam sebuah pembunuhan tokoh oposisi paling high profile dalam 15 tahun Presiden Vladimir Putin berkuasa.
Ramzan Kadyrov dikenal sebagai sekutu Putin.
Nemtsov telah membela majalah Charlie Hebdo yang memuat kartun Nabi, pasca orang-orang bersenjata Islamis membunuh 12 orang di kantor tabloid satiris itu di Paris pada bulan Januari. Penyelidik Rusia mengatakan pekan lalu mereka mencari kemungkinan bahwa militan Islam telah membunuh Nemtsov.
Dua dari lima tersangka --semuanya etnis Chechen --digelandang ke ruang sidang di Moskow pada hari Minggu, dibawa oleh petugas keamanan mengenakan topeng dengan lengan terikat satu sama lain.
Hakim Natalia Mushnikova memerintahkan kelima tersangka tetap ditahan. Ia menyatakan keterlibatan Dadayev dalam melakukan kejahatan ini dikonfirmasi bukan saja oleh pengakuannya sendiri, juga oleh totalitas bukti yang dikumpulkan sebagai bagian dari kasus pidana ini.
Tersangka lain adalah Anzor Gubashev. Tiga tersangka lainnya adalah saudara-saudaranya, yaitu Shagid Gubashev, Ramzan Bakhayev dan Tamerlan Eskerkhanov. Sebelumnya, penyelidik mengatakan mereka hanya memiliki dua tersangka dalam tahanan.
Secara terpisah, kantor berita Rusia Interfax, mengutip sumber penegak hukum Chechen mengatakan seorang pria yang terbunuh dalam pertikaian dengan polisi di ibukota Chechen, Grozny, pada Sabtu malam, juga telah diselidiki polisi sehubungan dengan pembunuhan Nemtsov itu.
Ketika polisi tiba di sebuah blok apartemen, pria itu melemparkan satu granat kepada petugas dan kemudian meledakkan dirinya dengan granat kedua.
Beberapa rekan Nemtsov, mantan wakil perdana menteri 55 tahun yang menjadi kritikus Putin, mengatakan Kremlin bertekad untuk menemukan penyebab kematiannya. Para pejabat Rusia menyangkal keterlibatan dan Putin telah mengutuk pembunuhan itu.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...