Loading...
DUNIA
Penulis: Sotyati 16:57 WIB | Kamis, 31 Oktober 2013

Kelompok-kelompok Etnis Burma Mulai Konferensi Persatuan

Delegasi yang menghadiri konferensi kelompok-kelompok etnis Burma, yang dilangsungkan di markas besar Organisasi Kachin Merdeka, Laiza. (Foto: VOA)

LAIZA, SATUHARAPAN.COM - Kelompok-kelompok etnis Burma sedang menggelar konferensi berskala besar untuk membahas cara-cara bekerja sama dan berhubungan dengan pemerintah dalam perundingan gencatan senjata.

Konferensi tiga hari yang dihadiri wakil dari 17 kelompok etnis tersebut, seperti dilaporkan VOA,  dimulai Rabu (30/10) di Kota Laiza, di markas Organisasi Kachin Merdeka, sayap politik kelompok pemberontak utama etnis Kachin.

Para pembicara menekankan perlunya persatuan. Pemimpin pemberontak Kachin Zaung Hkra, yang jarang memberi wawancara atau berbicara di hadapan umum, berharap konferensi itu membuahkan hasil.

 Kepala Persatuan Nasional Karen Mutu Saepo mengatakan berbagai kelompok perlu bekerja sama demi penyelesaian damai untuk sengketa mereka dengan pemerintah pusat.

 Delegasi tersebut juga dijadwalkan membahas strategi untuk mengubah konstitusi negara yang akan memberi otonomi lebih besar kepada tiap negara bagian.

 

Gencatan Senjata Sementara

Pada Mei lalu, seperti diberitakan VOA, Pemerintah Burma dan pemberontak etnis Kachin mencapai persetujuan gencatan senjata sementara, bertujuan menghentikan pertempuran dua tahun yang telah menelantarkan hampir 100.000 orang.

Persetujuan dicapai pada 30 Mei, setelah pembicaraan tiga hari. Pertempuran  dihentikan dan akan diadakan pembicaraan selanjutnya terkait tuntutan Kachin memperoleh hak politik yang lebih banyak dan otonomi lebih besar.

 Persetujuan tujuh butir menyebutkan dihentikannya permusuhan, dibukanya dialog politik, dan pembentukan komite pemantauan gabungan. Kedua belah pihak juga sepakat memulai usaha untuk memberikan tempat tinggal kepada orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.

Etnis Kachin adalah satu-satunya kelompok etnik besar Burma yang belum menandatangani persetujuan gencatan senjata sejak pemerintahan reformis Presiden Thein Sein memegang kekuasaan tahun 2011. Etnis itu, seperti bisa dibaca di Wikipedia, mendiami wilayah timur laut Burma, di perbatasan China. (voaindonesia.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home