Kelompok Penulis: Budaya Tidak Toleran Berkembang di India
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM - India harus merombak sistem hukum kunonya yang semakin sering disalahgunakan di sebuah negara yang sebagian besar masyarakatnya beragama Hindu, ungkap kelompok penulis global dalam sebuah laporan pada Senin (19/9).
Kelompok Hindu garis keras dituduh tidak toleran kepada agama dan minoritas lain, sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa pada pemilu 2014.
Pen International menunjukkan survei penulis, pengacara, aktivis, dan jurnalis pada tahun ini yang menemukan bahwa “budaya tidak toleran ini sudah mengakar di India dan perkembangannya semakin mengancam”.
Fitnah, hasutan, dan hukum-hukum yang berkaitan dengan hasutan kebencian sedang disalahgunakan oleh “individu atau kelompok yang tidak toleran” sehingga sangat membatasi kebebasan berekspresi, ungkapnya.
“Laporan mereka (yang disurvei) menunjukkan bahwa penyalahgunaan undang-undang India yang tidak jelas terlalu luas telah membantu menciptakan situasi yang mengerikan di dalam masyarakat India dan seluruh lingkup publiknya,” ungkap laporan yang juga berasal dari PEN Canada dan Fakultas Hukum University of Toronto.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...