Kelompok Wagner Rusia Berusaha Rekrut Narapidana untuk Perang di Ukraina
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Grup Wagner, sebuah perusahaan militer swasta Rusia, berusaha merekrut lebih dari 1.500 penjahat yang dihukum (narapidana) untuk ambil bagian dalam perang Rusia di Ukraina, tetapi banyak yang menolak untuk bergabung, kata seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat, hari Senin (19/9).
"Informasi kami menunjukkan bahwa Wagner telah menderita kerugian besar di Ukraina, dan ini tidak mengejutkan di kalangan pejuang muda dan tidak berpengalaman," kata pejabat AS kepada wartawan, yang berbicara dengan syarat anonim.
Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pada Grup Wagner, menuduhnya melakukan operasi klandestin atas nama Kremlin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan kelompok itu tidak mewakili negara Rusia, tetapi kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di mana saja di dunia selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.
Pejabat AS menunjuk ke video media sosial baru-baru ini, yang tampaknya menunjukkan Yevgeny Prigozhin, yang menurut Departemen Keuangan AS dan Uni Eropa terkait dengan Grup Wagner, mencoba merekrut tahanan.
Video itu tampaknya menunjukkan Prigozhin berusaha merekrut tahanan Rusia serta orang Tajik, Belarusia, dan Armenia. Reuters belum secara independen memverifikasi video media sosial tersebut.
Pejuang Grup Wagner telah dituduh oleh kelompok hak asasi manusia dan pemerintah Ukraina melakukan kejahatan perang di Suriah dan Ukraina timur mulai tahun 2014 dan seterusnya.
Pada bulan Juli, intelijen militer Inggris mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan Wagner untuk memperkuat pasukan garis depan dalam konflik Ukraina.
Rusia telah menderita antara 70.000 dan 80.000 tentaranya menjadi korban, baik terbunuh atau terluka, sejak invasinya ke Ukraina dimulai, kata Pentagon bulan lalu.
Ukraina memperpanjang cengkeramannya di wilayah yang baru-baru ini direbut kembali pada hari Senin ketika pasukan berbaris lebih jauh ke timur ke daerah-daerah yang ditinggalkan oleh Rusia, membuka jalan bagi potensi serangan terhadap pasukan pendudukan di Donbas. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...