Keluarga Etnis Tionghoa Malaysia Buat Kerajinan Imlek Sendiri
PENANG, SATUHARAPAN.COM – Saat kebanyakan keluarga di penjuru dunia memilih membeli dekorasi Tahun Baru Konghucu atau yang dikenal dengan Tahun Baru Imlek di berbagai pusat perbelanjaan, sepasang suami istri di Paya Terubong, Penang, Malaysia, Loh Ban dan istrinya, Elaine Toh, memilih buatan sendiri. Mereka menciptakan pernak-pernik yang kreatif yang telah mereka siapkan sejak lama dan terbuat dari berbagai bahan, atau berbulan-bulan sebelum perayaan Tahun Baru Imlek.
"Kami telah menerima banyak tawaran dari orang, tapi kami tidak menjualnya. Kami mendapatkan banyak kenikmatan dan kepuasan dari membuat kerajinan seperti ini, namun kami tidak ingin mengambil keuntungan,” kata Loh Ban, seperti diberitakan situs berita online Malaysia, The Star, pada hari Senin (8/2).
Loh Ban menunjukkan beberapa karangan bunga tradisional, kerajinan yang memilki bentuk menyerupai keranjang buah, ikan dari kertas lipat, dan gambar pemandangan alam. Pasangan suami istri tersebut membuat kerajinan tersebut dari barang bekas, antara lain sendok plastik, kertas warna-warni, sisa kain, dan juga perhiasan modern seperti kristal kecil, dan ornamen.
“Kalau saya melihat apabila mengerjakan semua ini demi uang, maka akan habis dalam waktu singkat. Namun, barang-barang ini bisa kita simpan sebagai warisan untuk waktu yang lama," kata Elaine.
Perempuan berusia 45 tahun tersebut pernah bekerja untuk pemasok kerajinan membuat barang-barang dekoratif di Penang, Malaysia, tempat Elaine, seperti pengakuannya, terasah kreativitasnya. Sementara itu Loh (46) yang bekerja di sebuah bengkel bodi mobil, berbagi minat yang sama. Bersama-sama, mereka telah ikut bergabung dalam banyak kontes kreatif selama beberapa tahun.
“Setiap kali kami kehabisan ide, kami akan melakukan brainstorming atau browsing Internet untuk inspirasi,” kata dia.
Loh menyebut dia dan istrinya terkadang bersaing layaknya sebuah tim yang menyelesaikan tugas dari kantor. “Tapi kegiatan ini kami kerjakan untuk kami sendiri, dan apabila kami bosan maka kami mencoba untuk datang dengan desain berbeda,” kata Loh.
Elaine menambahkan daur ulang adalah tren di Penang, sehingga mereka mencoba menggunakan sebanyak mungkin barang sisa yang ada di sekitar mereka. (thestar.com.my)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...