Keluarga Korban MH17: Gelar Doa dan Tunggu Kepastian
BADUNG, SATUHARAPAN.COM - Keluarga korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH-17, Ody Huizen Titihalawa, menggelar doa bersama di rumah duka di kompleks Perumahan Lotus, Jimbaran, Bali, Sabtu (19/7).
"Kami akan menggelar doa bersama dengan kerabat di rumah duka pukul 19.00 Wita," kata Martha Titihalawa (41), sepupu Ody Huizen.
Doa bersama akan diikuti keluarga dan kerabat dari gereja Ody. "Melalui doa bersama ini kami mendoakan agar mendapatkan tempat yang terindah di sisi-Nya," ujarnya.
Ody menumpang pesawat MH17 dalam perjalanan ke Indonesia bersama suaminya yang berkewarganegaraan Belanda, Arnoud Huizen, dan anak semata wayangnya, Yelena Huizen.
Pesawat Malaysia Airlines jatuh di Ukraina ketika melakukan penerbangan dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (17/7), diduga tertembak oleh kelompok gerilyawan. Pesawat tersebut mengangkut 298 penumpang dan awak, 12 di antaranya WNI.
Tunggu Kabar dari Kemenlu
Sementara itu, keluarga korban MH17 Gerda Leliana Lahenda (83) berharap segera ada kepastian kabar mengenai keluarganya dari Kementerian Luar Negeri.
"Kami mendapat kabar awal dari keluarga yang ada di Belanda. Sejak itu kami mengikuti berita di televisi. Pihak Kemenlu juga sudah menghubungi," kata Aviani Lahenda (53), menantu Gerda Leliana Lahenda, saat ditemui di rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu.
Aviani mengatakan ketika Kemenlu memberi kabar ke keluarganya, mereka diminta menunggu kabar selanjutnya. Karena itu, mereka menunggu kabar dari Kemenlu.
Di mata keluarga, Gerda merupakan sosok orang tua yang lincah dan baik. Karena saudara-saudara kandungnya berada di Belanda, setidaknya setiap tahun Gerda pasti berkunjung ke Negeri Kincir Angin itu.
"Mama ke Belanda untuk berlibur dan bertemu saudara-saudaranya. Semua saudara kandung bersama anak dan cucu mereka ada di Belanda," tuturnya.
Aviani mengatakan mertuanya berangkat ke Belanda tiga bulan lalu bersama sahabat dekatnya, Jane Madelaine Adi Soetjipto.
Anetta Lahenda (24), cucu Gerda, mengatakan neneknya adalah figur yang dekat dengan cucu-cucunya. "Oma punya dua anak dan lima cucu. Setiap dua minggu sekali dia bergiliran menginap di rumah anak-anaknya. Jadi kami sebagai cucu juga dekat," katanya.
Anetta mengatakan meskipun sudah tua, Gerda tidak mau diantar ketika berangkat ke Belanda. Dia menuturkan, Gerda berkata bila terjadi apa-apa itu sudah takdir Tuhan.
"Waktu berangkat ke Belanda juga naik Malaysia Airlines. Meskipun sempat ada kejadian pesawat MH370 yang hilang, Oma bilang itu sudah takdir," tuturnya. (Ant)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...