Keluarga Raja Bahrain Dituduh Bunuh Jurnalis di Depan Anak
BAHRAIN, SATUHARAPAN.COM - Sebuah pembunuhan keji telah mengejutkan Kerajaan Bahrain berpotensi memicu gelombang protes terhadap monarki Islam Sunni di wilayah Teluk Arab itu.
Seorang jurnalis perempuan ditembak mati di Bahrain di depan anak laki-lakinya dan diduga pelakunya adalah anggota keluarga kerajaan, menurut para aktivis.
Eman Salehi 28 tahun, seorang wanita Syiah, adalah wartawan olah raga yang populer di negara itu, dengan bola matanya yang berwarna biru. Ia ditembak mati di jalan pada tanggal 23 Desember sementara anaknya yang berusia enam tahun menyaksikannya melalui jendela mobil.
Pembunuhnya menembaknya sekali di bagian kepala dan kemudian menyerahkan diri kepada Kepolisian Riffa, sebuah kota tempat markas militer dan anggota keluarga kerajaan.
Kementerian dalam negeri Bahrain tidak menyebut adanya keterlibatan anggota kerajaan. Dalam pernyataan resmi, pemerintah hanya mengatakan bahwa telah terjadi "pembunuhan seorang perempuan" sementara kantor berita yang dijalankan negara mengidentifikasi tersangka sebagai "seorang pria Bahrain 34 tahun" dan mengatakan ia telah "diserahkan kepada pihak yang berwewenang untuk melanjutkan prosedur hukum yang diperlukan. "
Penyelidikan militer atas pria pelaku pembunuhan tersebut oleh berbagai kalangan dianggap membenarkan rumor bahwa ia adalah anggota dari angkatan bersenjata.
Tapi aktivis HAM dari Bahrain Watch, sebuah kelompok aktivis yang berbasis di luar negeri, mengatakan bahwa terduga pembunuh juga adalah anggota kerajaan.
"Fakta bahwa tersangka adalah seorang perwira militer dan anggota keluarga yang berkuasa.... menguji komitmen negara untuk keadilan dan akuntabilitas," kata Faten Bushehri, seorang aktivis Bahrain Watch gatakan kepada AP.
Bahrain diperintah oleh keluarga al-Khalifa dan dipimpin oleh Hamad bin Isa bin Salman al-Khalifa, yang telah menjadi emir sejak tahun 1999.
Seperti di negara tetangga Arab Saudi, ada puluhan pangeran kecil dalam keluarga kerajaan yang menikmati kekayaan dan hak istimewa tetapi tidak memiliki peran resmi dalam pemerintahan negara itu.
Pemerintah Bahrain secara brutal menekan pemberontakan tahun 2011 oleh demonstran menyerukan kesetaraan politik bagi mayoritas Syiah negara dan kemudian menyerukan diakhirinya monarki itu sendiri.
Pasukan keamanan kerajaan, didukung oleh pasukan dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, meredam pemberontakan itu dan dituduh memenjarakan ratusan aktivis.
Kematian Salehi akan memicu sorotan baru terhadap perlakuan pemerintah atas kalangan Syiah dan sistem peradilan negara itu.
Pengadilan militer biasanya diadakan secara rahasia sehingga tidak mungkin masyarakat dapat mengikuti perkembangan kasus tersebut.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...