Keluarga Sambut Pembebasan Reporter asal Australia
BRISBANE, SATUHARAPAN.COM - Keluarga dari jurnalis Australia Peter Greste mengungkapkan kebahagiaannya setelah pembebasannya dari penjara Mesir, dan mengatakan bahwa dirinya tidak akan melupakan kedua rekannya yang masih mendekam di dalam sel penjara.
Kairo mendeportasi jurnalis televisi berbahasa Inggris Al-Jazeera pada Minggu (1/2) setelah lebih dari 400 hari ditahan atas tuduhan mendukung Ikhwanul Muslimin.
Mesir memutuskan untuk mendeportasi wartawan Australia yang dipenjara, Peter Greste, ke tanah airnya, ungkap pejabat senior kementerian dalam negeri kepada AFP pada Minggu.
“Ada keputusan kepresidenan untuk mendeportasi Peter Greste ke Australia,” ungkap pejabat itu.
Greste dihukum hingga tujuh tahun penjara bersama dengan sesama wartawan Al Jazeera keturunan Kanada-Mesir bernama Mohamed Fahmy, atas dugaan membantu kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin.
Rekan Al Jazeera asal Mesir Baher Mohamed juga dihukum hingga sepuluh tahun.
Belum ada indikasi apakah Fahmy dan Mohamed akan dibebaskan juga.
Greste dan Fahmy berhak dideportasi menurut undang-undang terbaru yang disahkan oleh Presiden Abdel Fattah al Sisi yang memungkinkan warga asing untuk diadili atau menjalani hukuman mereka di negara asal mereka.
Penangkapan wartawan tersebut pada Desember 2013 memicu kemarahan global, dengan Washington dan PBB memimpin seruan untuk membebaskan mereka.
Pengadilan Mesir pada Januari sudah memerintahkan persidangan ulang untuk ketiga pria tersebut.
“Saya bahagia,” ujar ibu Peter Greste, Lois, dalam konferensi pers di kampung halaman mereka di Brisbane, Senin (2/2).
“Sulit menggambarkan seberapa bahagianya saya tentang hal ini.”
Greste beristirahat di Siprus dan keluarganya mengatakan belum mengetahui kapan dia akan tiba di Australia.
“Dia ingin segera pulang,” ujar saudara laki-lakinya, Andrew.
“Dia aman, sehat, sangat-sangat bahagia untuk bisa pulang.”
Pihak keluarga telah berbicara dengan Greste beberapa kali dan menekankan pentingnya agar rekan-rekannya dibebaskan juga.
“Dia tidak akan melupakan dua rekannya yang lain,” kata Andrew.
Kanada Berharap
Sementara Kanada pada Minggu (1/2) mengatakan pihaknya masih “sangat berharap” agar jurnalis Al Jazeera keturunan Kanada-Mesir yang dipenjara Mesir akan dibebaskan segera, menyusul pembebasan rekannya asal Australia.
“Kami menyambut perkembangan positif ini,” ungkap kantor Menteri Luar Negeri Kanada John Baird dalam sebuah pernyataan. “Kami masih sangat berharap kasus Fahmy akan diselesaikan secepatnya.”
Kantor Baird mengatakan bahwa pemerintah Kanada bekerja secara erat dengan Mesir untuk menjamin pembebasan Mohamed Fahmy, yang ditahan bersama dengan Greste dan produser Mesir Baher Mohamed pada Desember 2013.
Ketiganya dihukum karena membantu Ikhwanul Muslimin dan mencemarkan nama baik Mesir, dan dijatuhi hukuman antara tujuh hingga sepuluh tahun penjara, dalam sebuah langkah yang menimbulkan kecaman global.
Baird mengunjungi Mesir pada pertengahan Januari untuk mengupayakan pembebasan Fahmy.
Baird dan Lynee Yelich, menteri luar negeri urusan konsuler, “menyuarakan keprihatinan terhadap kasus Fahmy dan akan terus menyuarakan keprihatinan ini.” (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...