Kemasan Makanan Cepat Saji Berpotensi Membahayakan
MASSACHUSETTS, SATUHARAPAN.COM – Para periset dari Institut Silent Spring dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters mengatakan kemasan antilengket yang sering digunakan oleh jaringan restoran makanan cepat saji mengandung bahan kimia berflorida, yang mungkin berbahaya dan bisa mencemari makanan.
Dalam apa yang mereka sebut sebagai “analisis paling komprehensif sejauh ini mengenai prevalensi bahan kimia berflorida dalam kemasan makanan cepat saji di AS”, para periset mengatakan mereka mengambil 400 sampel dari 27 jaringan makanan cepat saji untuk menguji bahan kimia bernama PFASs (per- and polyfluoroalkyl substances), juga disebut PFCs, yang sering kali ditemukan dalam “produk-produk nonlengket, antinoda, dan tahan air, termasuk karpet, perangkat memasak, pakaian, serta kemasan makanan.”
Sampel-sampelnya termasuk kertas pembungkus, tempat minum, dan kardus.
“Bahan-bahan kimia ini terkait dengan sejumlah masalah kesehatan. Karena itu kami khawatir orang-orang bisa terpapar lewat makanan,” kata Laurel Schaider, pakar kimia lingkungan di Institut Silent Spring dan penulis utama studi itu, yang dilansir situs voaindonesia.com.
“Paparan sebagian PFASs bisa menimbulkan kanker, penyakit tiroid, menurunnya kekebalan tubuh, rendahnya berat bayi baru lahir, dan berkurangnya kesuburan. Anak-anak terutama sangat berisiko terkena dampak kesehatan karena tubuh mereka lebih rentan akan bahan kimia berbahaya,” katanya
Schaider menambahkan satu dari tiga anak, makan makanan cepat saji setiap hari.
Editor : Sotyati
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...