Kemasyhuran Kain Tradisi Dipamerkan dalam Hari Songket Nusantara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Salah satu sudut ruangan Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada Jumat (19/12) tampak dihiasi lembaran-lembaran kain songket dari berbagai daerah di Indonesia.
Kemasyhuran kain yang identik dengan nilai-nilai historis tersebut diletakkan di sejumlah gawangan sehingga menambah kesan estetik.
Songket milik kolektor individu, yayasan, maupun pemerintah ini sengaja dipamerkan dalam rangka peringatan Hari Songket Nusantara bertajuk “Langgam Songket”.
Kain songket yang dipamerkan rata-rata berusia 100 hingga 150 tahun dan bernilai jual sangat tinggi. Kain songket berusia seratus tahun ini ditenun dengan benang emas asli berkadar 24 karat. Satu lembar kain berusia 100 tahun dibanderol dengan harga Rp 100 juta.
Beberapa kain songket berusia muda juga dipamerkan dan dijual dalam acara ini. Untuk songket muda, bahan dasar rata-rata dibuat dengan benang emas tiruan dan dijual mulai Rp 1 juta.
Pameran ini diselenggarakan oleh Yayasan Mahligai Songket bekerja sama dengan Museum Tekstil Jakarta.
Ketua Yayasan Mahligai Songket, Nindi Pinta Ilham, mengatakan diadakannya peringatan terhadap kain tradisi ini bertujuan untuk melestarikan dan mengangkat warisan songket Indonesia.
“Peringatan ini juga digelar sebagai upaya untuk memperoleh pengakuan internasional bahwa songket merupakan warisan budaya indonesia,” kata Nindi.
Mengiringi pameran songket di Hari Songket Nusantara, berbagai program telah digelar oleh yayasan ini, yakni bincang-bincang kain songket kontemporer, pemilihan songket kawula muda, dan pergelaran songket Indonesia.
Melalui acara yang dihadiri oleh pencinta songket dari berbagai daerah di Indonesia ini menurut Nindi secara implisit telah memberikan apresiasi kepada para pegiat songket.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...