Kematian Lumba-Lumba Hidung Botol Meningkat Tajam
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 753 lumba-lumba hidung botol mati di sepanjang pantai Atlantik Amerika Serikat akibat virus mirip campak, melebihi wabah mematikan 25 tahun yang lalu, kata sejumlah pejabat pada Jumat (8/11).
Peristiwa terdamparnya lumba-lumba itu dimulai pada Juli dan terjadi di sepanjang garis pantai dari New York hingga Florida, berjumlah lebih dari sepuluh kali lipat dari jumlah biasanya pada lumba-lumba jenis itu yang mati dalam setahun penuh.
Rekor jumlah tersebut telah didokumentasikan hanya dalam separuh waktu dari peristiwa pada 1987 hingga 1988 yang menewaskan lebih dari 740 ekor lumba-lumba, meningkatkan kekhawatiran bahwa jumlah lumba-lumba yang mati akan jauh lebih banyak, kata US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOOA).
Jaringan tetap itu bekerja keras untuk menangani kematian dengan jumlah yang sangat besar itu, kata Teri Rowles dari Fisheries Marine Mammal Health and Stranding Response Program NOAA.
Muncul beberapa indikasi awal bahwa wabah morbilivirus tersebut dapat menyebar, sejak paus bungkuk dan paus sperma kerdil yang terdampar teruji positif terkena wabah virus itu.
Namun, sejumlah ilmuwan belum dapat mengonfirmasi bahwa morbilivirus itu merupakan penyebab kematian tersebut karena hewan-hewan itu sudah membusuk pada saat diuji. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...