Kemen PUPR Kembangkan Teknologi Pembuatan Aspal Berbahan Plastik
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), akan terus mengembangkan teknologi pembuatan aspal berbahan campuran sampah kantong plastik.
"Pembuatan aspal dengan menggunakan sampah plastik akan terus dikembangkan, dan diuji coba secara terus menerus," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga di Kampus Universitas Udayana, Bukit Jimbaran Bali, Sabtu (29/7).
Secara teknis dan teknologi, jika daya lengketnya baik atau bagus, maka kualitas dalam pengaspalan jalan juga akan lebih baik, katanya.
Ia mengatakan, Kementerian PUPR berupaya memanfaatkan sesuatu yang tidak berguna menjadi bermanfaat, seperti penggunaan sampah dari kantong plastik.
Diharapkan, terbosan ini akan memberi jalan keluar menjadikan sampah tersebut berguna untuk kepentingan material pengaspalan.
"Pembuatan campuran aspal dengan bahan plastik yang sudah direcah bisa dilakukan dengan cara sederhana. Bahkan dengan teknologi akan memudahkan untuk pemilahan, pembersihan hingga perecahan sampah kantong plastik untuk siap dijadikan adonan bercampur dengan aspal maupun material lainnya," katanya.
Danis Hidayat, mengatakan, pencampuran material aspal dengan sampah plastik dapat dilakukan dengan cara sederhana, menggoreng, atau bisa juga dengan menggunakan mesin atau melaui pabrikan.
Di tanya berapa dibutuhkan plastik dalam pengaspalan jalan, Danis Hidayat mengatakan, perbandingannya untuk satu kilometer dengan lebar jalan tujuh meter diperlukan sampah plastik 2,5 ton hingga lima ton.
"Perbandingan ini adalah untuk satu lapisan jalan raya. Jika itu pada dua atau lebih lapisan jalan raya, maka bisa dihitung kebutuhan plastik untuk campuran aspal tersebut," katanya.
Ia mengatakan, untuk jalan kawasan seperti di Universitas Udayana ini, dengan lapisan satu kali hasilnya sudah sangat kelihatan sekali, mulai dari kelengketan campuran aspal tersebut.
Selain itu juga diuji coba di Jalan Mahendradatta, Kota Denpasar. Jalan tersebut merupakan jalan umum yang dilalui kendaraan berat, dan termasuk jalur padat kendaraan.
Uji coba menggunakan aspal campuran ini tidak hanya di jalan kawasan kampus, tetapi juga di jalan raya yang dilalui kendaraan berat.
"Kami akan terus melakukan terobosan dan pemanfaatan material berbahan plastik, seperti yang dilakukan saat ini," katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Sumberdaya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhannudin mengatakan, di tempat-tempat pembuangan akhir (TPA) sampah cukup banyak volume sampah plastik.
"Oleh karena itu, badan penelitian dan pengembangan, akan terus melakukan inovasi dan terobosan sehingga sampah plastik tersebut bermanfaat untuk kepentingan umum," katanya.
Ia mengatakan, jika sampah dari kantong plastik dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran aspal tersebut, maka untuk pemilahan bisa dilakukan bekerja sama dengan pengepul sampah tersebut.
Artinya, sampah pastik bisa dipisahkan dari sampah-sampah rumah tangga, dan selanjutnya diolah menjadi bahan baku campuran aspal itu.
"Secara hitungan ekonomis akan bernilai tambah bagi masyarakat, di samping mengurangi pencemaran sampah plastik terhadap lingkungan," katanya. (Antaranews.com)
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...