Kemenag Bentuk Unit Pembinaan Keluarga Sakinah
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag) Nur Syam mengatakan Kementerian Agama telah membentuk satu unit teknis setingkat eselon dua yang akan mempunyai tugas dan fungsi membina keluarga sakinah.
"Kemenag telah melakukan upaya riil dalam menghadapi tantangan keluarga di tengah modernitas ini dengan menambah satu tugas khusus untuk penguatan keluarga, yaitu dengan dibentuknya Direktorat Pemberdayaan KUA dan Keluarga Sakinah," kata Nur Syam saat menjadi keynote speaker pada 'Pengajian Masyarakat Intelektual' di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Kamis (15/12).
Dia beralasan pembentukan unit tersebut karena tantangan pembinaan keluarga Indonesia di masa mendatang semakin kompleks.
“Melalui direktorat khusus ini, maka akan banyak program yang dapat dilakukan oleh Kemenag di dalam menghandle masalah-masalah keluarga,” kata Nur Syam.
Selain itu, Nur Syam memandang pentingnya pengembangan komunikasi yang baik antar dan intern keluarga. Suasana homy atau disebut baiti jannati perlu dibangun sehingga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya tindakan menyimpang dalam keluarga.
"Semakin baik komunikasi antar dan intern keluarga serta kemampuan menjadikan rumah sebagai sesuatu yang homy, maka akan semakin baik ketahanan keluarga tersebut," kata Nur Syam.
Menurut dia, ada dua tantangan yang bersifat eksternal dan internal. Tantangan eksternal meliputi era modernitas dan cyber war. Modernitas menjanjikan kemudahan akses informasi dan komunikasi hingga bermuara pada adanya tantangan gelombang budaya asing.
Tantangan cyber war, menurut Nur Syam juga tidak bisa diabaikan. Berkembangnya hate speech, info kebencian, fitnah, disinformasi, pembunuhan karakter di media sosial perlu menjadi perhatian keluarga. Kasus terakhir, kesediaan seorang perempuan menjadi pengantin bom bunuh diri, ditengarai juga karena pengaruh media sosial.
"Ini merupakan tantangan yang sangat berat bagi keluarga dewasa ini. Anak-anak bisa mengakses informasi dari kamarnya masing-masing. Dengan medium gadget, maka anak akan bisa memperoleh informasi apa saja, termasuk pornografi, dan agama dalam konteks kekerasan," kata Nur Syam.
"Itulah sebabnya para orang tua harus memahami apa yang sesungguhnya sedang terjadi pada anak-anak. Jangan biarkan anak-anak berada di dalam situasi bahaya di era cyber war ini," imbuhnya.
Terkait tantangan internal, Nur Syam menyoroti masalah keterbatasan waktu bertemu keluarga yang bisa menjadi penyebab renggangnya komunikasi anak dengan orang tua. Menurutnya, kehidupan perkotaan seringkali mengkondisikan kedua orang tua bekerja. Di tambah kemacetan Jakarta, maka waktu bertemu anak menjadi sangat sedikit.
"Makanya, di era modern ini banyak terjadi lonely in the crowd sebagaimana yang dikonsepsikan oleh David Reismann. Banyak orang yang hidup terasing padahal dia hidup di dunia yang sangat crowded," kata dia. (kemenag.go.id)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...