Kemenag Lebak Tidak Temukan Madrasah Terpapar Radikalisme
LEBAK, SATUHARAPAN.COM - Kepala Kantor Agama Kabupaten Lebak Ahmad Thohawi mengatakan pihaknya menjamin pendidikan madrasah di daerah itu tidak terpapar paham-paham radikalisme dan intoleransi. Bahkan perkembangan madrasah di sini berkembang dan membantu program pemerintah untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.
Saat ini, pendidikan berbasis madrasah mulai RA, MTs, dan MA di Kabupaten Lebak berstatus negeri sebanyak delapan unit dan swasta 654 unit, sedangkan jumlah tenaga pendidik sebanyak 6.471 orang dan siswa 66.103 orang.
Selama ini, kata dia, pendidikan madrasah yang dikelola oleh Kementerian Agama dinilai berhasil meraih prestasi mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.
"Kami mempersiapkan anak-anak lulusan madrasah itu memiliki akhlak yang baik juga SDM unggul untuk menghadapi era industri 4.0 itu," katanya.
Ketua Madrasah Of Center Lebak Deni Subhan, di Lebak, Rabu (26/2) mengatakan pendidikan madrasah baik jenjang Madrasah Raudhtal Atfhal (RA) setara TK, Madrasah Ibidaiyah (MI) SD, Madrasah Tsanawiyah (MTs) SMP dan Madrasah Aliyah (MA) SMA di Kabupaten Lebak belum ditemukan terpapar paham radikalisme dan intoleransi.
"Kami mengedepankan nilai-nilai pendidikan ahlak, sehingga paham radikalisme maupun intoleransi sangat bertentangan dengan ajaran Islam,sebagai agama "rahmatan lil alamin," kata Deni Subhan.
Pendidikan madrasah di Kabupaten Lebak hingga kini tidak terpapar paham radikalisme maupun intoleransi sebab seleksi tenaga guru madrasah cukup ketat mulai rekam jejak, akhlak hingga pengetahuan pendidikan (pedagogik) bersangkutan.
Apabila, mereka tidak memiliki rekam jejak yang baik maka pengelola pendidikan madrasah akan menolaknya.
Selain itu juga belum ada laporan terjadi kasus-kasus kekerasan atau perundungan, pelecehan seksual serta tawuran antarpelajar.
"Kami sebagai organisasi independen dan mandiri yang bergerak mengelola pendidikan madrasah tentu memiliki tanggung jawab untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkarakter Islami," katanya.
Menurut dia, madrasah lebih mengedepankan nilai-nilai Islam dengan kurikulum pendidika di antaranya mata pelajaran Fiqh, Bahasa Arab, Hadist, Sejarah Islam, Tafsir Quran hingga Ahklak.
Kebanyakan madrasah itu dikelola oleh masyarakat untuk memberantas kebodohan dan kemiskinan.
"Kami menanamkan jiwa semangat cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan ideologi Pancasila," ujarnya. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...