Kemenangan Shinzo Abe Picu Kebangkitan Ekonomi Jepang di 2015
TOKYO, SATUHARAPAN.COM – Kemenangan kembali Perdana Menteri (PM) petahana Jepang, Shinzo Abe di pemilihan umum 2014 mengatrol pertumbuhan ekonomi Jepang.
Seperti tertuang pada Reuters, Senin (5/1) data indeks pembelian manajer (Purchasing Managers Index/PMI) Jepang berada di level 52,0 pada Desember 2014.
Level itu sedikit bergeser dari perkiraan semula, sebesar 52,1. Level di atas ambang batas 50, berarti menunjukkan ekonomi Jepang terlepas dari adanya kontraksi. Permintaan baru ekspor naik pada enam bulan belakangan, dan sedikit melambat pada November.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dinyatakan menang pada pemilu lalu yang diumumkan pada Minggu (14/12/2014).
Prediksi para pengamat ekonomi tahun lalu malah menyatakan sebaliknya, yakni ekonomi Jepang diprediksi tergelincir ke dalam resesi pada kuartal ketiga 2014, lantaran kenaikan pajak penjualan.
Data Reuters menyebutkan pada 2014 ekonomi Jepang berkontraksi (tumbuh negatif) 0,5 persen dari kuartal sebelumnya, lebih buruk dari penurunan 0,4 persen pada data awal yang dirilis tiga pekan lalu, menurut keterangan dari Kantor Kabinet.
Angka tersebut jauh lebih buruk dari perkiraan media untuk penurunan per kuartal sebesar 0,1 persen dalam sebuah survei yang dilakukan harian ekonomi Nikkei.
Seusai memenangkan pemilu 2014 lalu, dalam serangkaian wawancara TV dari kantor pusat partai, Abe mengatakan prioritas utamanya adalah ekonomi. "Ekonomi pertama," katanya kepada penyiar nasional NHK. Ia menambahkan bahwa dia juga akan menangani isu-isu besar lainnya, termasuk keamanan nasional.
“Saya percaya hasilnya menunjukkan bahwa kami telah menerima mandat publik untuk pencapaian pemerintahan Abe selama dua tahun terakhir, tapi kita tidak boleh lengah tentang hasil,” kata Abe dalam wawancara langsung dengan Tokyo Broadcasting System.
Secara tahunan, ekonomi Jepang mengalami penurunan sebesar 1,9 persen dibandingkan dengan perkiraan penurunan awal sebesar 1,6 persen.
Pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut biasanya dianggap sebagai resesi. Data terbaru ini mengonfirmasi jatuhnya ekonomi terbesar ketiga di dunia ke dalam resesi.
Namun, perekonomian Jepang diperkirakan kembali berekspansi pada kuartal keempat. Dipicu oleh membaiknya daya beli masyarakat dan meningkatnya belanja modal perusahaan. (Ant/Reuters.com/AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Mengapa Rusia Ingin Rebut Kota Strategis Ukraina, Pokrovsk?
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Rusia berada sekitar tiga kilometer (1,9 mil) di sebelah selatan kot...