Kemendag akan Paparkan Target Ekspor di KAA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak akan menyia-nyiakan kesempatan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KTT-AA/KAA) yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April 2015. Dalam konferensi yang rencananya akan dihadiri ratusan pebisnis dan pemimpin dunia, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel akan memaparkan target ekspor 300 persen yang harus dicapai Indonesia dalam waktu lima tahun ke depan.
“Kemendag akan mengembangkan jaringan bisnis dan mempromosikan berbagai produk strategis Indonesia kepada peserta KTT-AA,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Bachrul Chairi dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (10/4).
Dia mengatakan, Kemendag akan memanfaatkan kesempatan di mana dalam rangkaian kegiatan KAA tersebut ada salah satu program Asia Africa Business Summit yang akan berlangsung dari 21-22 April 2015 untuk meningkatkan kerja sama bisnis, perdagangan dan investasi.
“Terdapat empat agenda penting yang menjadi fokus AABS yaitu infrastruktur, perdagangan, agribisnis, serta kemaritiman dan kelautan. Rencananya pertemuan itu akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel akan memaparkan strategi dan rencana target ekspor nonmigas Indonesia yang dipatok 300 persen,” kata dia.
Bachrul juga mengungkapkan bahwa momentum itu tidak sekadar meningkatkan kerja sama antardua negara tapi juga memperkenalkan potensi Indonesia dengan mempromosikan berbagai produk industri strategis. Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan diperkenalkan adalah PT Dirgantara (pesawat), PT Pindad (panser), PT Kodja Bahari (dok kapal laut), PT LEN Industry (tenaga surya) dan PT New Sentosa (mobil pemadam kebakaran).
Data statistik 2014 mencatat volume perdagangan ekspor dan impor Indonesia dengan negara Asia dan Afrika hanya mencapai USD 11 miliar (Rp 142 triliun) per tahun. Sementara itu perdagangan ekspor Asia ke Afrika mencapai 26 persen dari total ekspor Asia ke dunia, lebih besar daripada ekspor Afrika ke Asia yang mencapai tiga persen dari ekspor mereka ke dunia. Melalui pelaksanaan AABS diharapkan nilai perdagangan antara kedua kawasan tersebut dapat lebih ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Memanfaatkan Pasar Afrika
Sementara itu, Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Ditjen KPI Denny Wachyudi Kurnia menyatakan bahwa perdagangan dengan kawasan Afrika saat ini masih terbilang rendah.
“Afrika dipandang sebagai pasar alternatif yang sangat potensial bagi Indonesia dan Asia,” kata Denny.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6-7 persen, Kemendag telah menetapkan target peningkatan ekspor 300 persen dalam lima tahun ke depan. Jika target tersebut tercapai maka pada 2019 ekspor nonmigas Indonesia akan mencapai tiga kali lipat. Peningkatan nilai ekspor nonmigas ini dinilai sangat penting karena terkait langsung dengan pembukaan lapangan kerja. Setiap kenaikan ekspor sebesar USD 1 miliar (Rp 12 triliun) akan membuka 400.000 lapangan kerja.
KAA merupakan forum kerja sama Selatan-Selatan yang strategis dalam upaya menciptakan kerja sama yang konkret dan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan kedua kawasan. Sementara New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) memiliki arti penting sebagai platform utama kerja sama antar Asia dan Afrika yang memiliki tiga pilar yaitu solidaritas politik, kerja sama ekonomi dan hubungan sosial budaya.
KAA kali ini akan mengambil tema “Penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan untuk Menciptakan Perdamaian dan Kemakmuran Dunia". Kemudian negara-negara yang akan hadir dalam konferensi ini terdiri atas 44 negara Asia dan 54 negara Afrika.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...