Kemendag Belum Terbitkan Izin Baru Impor Beras
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan tidak akan menerbitkan izin baru impor beras dalam waktu dekat ini.
Sekretaris Jenderal Kemendag, Srie Agustina mengatakan kepada satuharapan.com, bahwa saat ini impor beras belum diputuskan. Karena itu Kementerian Perdagangan belum menerbitkan izin impor baru beras.
“Impor beras enggak ada. Enggak ada. Kan enggak boleh impor beras, sudah cuma (waktu) itu, setelah itu enggak ada lagi. Sementara ini belum,” kata Srie Agustina di sela-sela perayaan puncak Hari Konsumen Nasional (Harkonas) 2016 di Lapangan Banteng, Jakarta, hari Selasa (26/4).
“Jadi yang dulu saja yang dari Bulog (Badan Urusan Logistik) itu, sampai dengan saat ini enggak ada (impor beras). Kita belum menerbitkan (izin) lagi untuk impor,” dia menambahkan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan pasokan dan distribusi pangan nasional untuk persiapan menghadapi Bulan Ramadan pada bulan Juni tahun 2016.
Menurut Darmin, kondisi musim hujan yang mundur namun tidak diikuti mundurnya musim kemarau juga berpotensi menggeser waktu panen dan menurunkan produksi beras lokal.
“Kita ingin memperbaiki dari dua sisi sekaligus, panen produksinya bagus, juga stok cadangan bagus. Keduanya saling mempengaruhi, kalau kualitas panen bagus, stok bisa disimpan lebih lama,” ujar Darmin Nasution saat memimpin Rapat Koordinasi Kebijakan Stabilisasi Pangan Nasional di Jakarta, hari Senin (25/4).
Rakor dihadiri antara lain oleh Kepala BPS Suryamin, Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti, serta para pejabat Eselon I Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Perindustrian, Bappenas, dan BMKG.
Perum Bulog telah menyusun skema pengadaan beras, di mana pada awal Juni 2016 Bulog akan menyerap minimal 1,6 juta ton cadangan beras, bahkan dengan perhitungan yang lebih progresif diprediksi mampu menyerap 2,6 juta ton.
“Langkah ini dapat memperkuat cadangan beras pemerintah dalam menahan tren harga yang biasanya meningkat menjelang bulan Ramadhan,” katanya.
Untuk mendukung hal tersebut, Menko Perekonomian juga memerintahkan Kementerian Pertanian segera merampungkan revisi Lampiran Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) tentang Penugasan Dana Cadangan Beras, agar bisa selesai dalam pekan ini. Lampiran ini berisi tentang definisi jenis cadangan beras yang dapat diimpor oleh Bulog.
Impor dari Pakistan
Pada tahun lalu, pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam sebanyak kurang lebih 1,5 juta ton. Bahkan pemerintah juga mencari negara pemasok lain seperti Pakistan.
Dalam upaya untuk meningkatkan industri beras, Pakistan telah menyetujui perjanjian kerja sama dengan Indonesia untuk ekspor satu juta ton beras senilai sekitar 400 juta dolar AS atau sekitar Rp 5,49 triliun dalam empat tahun ke depan.
Perjanjian untuk ekspor beras akan dilaksanakan oleh Trading Corporation of Pakistan (TCP) dan Bulog dari Indonesia. TCP telah menyelesaikan tender ekspor pertama untuk 15.000 ton beras, yang mencakup 5.000 ton basmati dan 10.000 ton beras non-basmati.
Pada bulan Maret 2016, Bulog Divisi Regional (Drive) Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali melakukan impor beras asal Thailand sebanyak 5.000 ton untuk membantu memenuhi kebutuhan beras di NTT.
Di samping beras impor dari Thailand, Bulog Divre NTT juga pada akhir Maret juga akan menerima beras dari wilayah Jawa Timur, jumlahnya mencapai 9.000 ton.
Sebelumnya pada 18 Februari 2016, 15.000 ton beras asal Thailand telah tiba di pelabuhan Tenau. Beras tersebut diimpor untuk kegiatan operasi pasar jika terjadinya gagal tanam akibat El Nino.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...