Kemendag Dorong Peningkatan Kualitas Produk Ekspor RI

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Arlinda, mengatakan dalam menghadapi globalisasi Kemendag mendorong peningkatan kualitas produk ekspor Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global.

Hal itu dikatakan Arlinda dalam kata sambutan laporan acara peresmian kantor pusat pengembangan desain, Indonesia Design Development Center (IDDC) di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia, Jakarta, hari Kamis (29/9).

“Sebagaimana kita ketahui persaingan di pasar global semakin kompetitif. Setiap harinya muncul berbagai macam pemain-pemain baru dari seluruh belahan dunia yang menawarkan produk maupun jasa dengan berbagai unggulannya. Menghadapi globalisasi dengan segala implikasinya, sikap yang paling rasional adalah mengikuti arus tanpa menyangkal bahwa daya saing produk itu harus ditingkatkan,” kata Arlinda.

Arlinda mengakui Indonesia merupakan suatu negara yang dianugerahi dengan kekayaan alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang potensial. Menurut dia, hal itu sejatinya dapat menjadikan modal yang cukup besar bagi Indonesia untuk menghasilkan produk-produk yang berdaya saing.

“Bapak Ibu sekalian secara konsisten Indonesia menghasilkan tren pertumbuhan yang positif, namun melalui berbagai strategi, antara lain dengan mendorong struktur pasar ekspor Indonesia. Untuk produk manufaktur bernilai tambah merupakan permintaan yang terbesar yang ada di pasar dunia, salah satunya adalah menciptakan desain yang kreatif dan inovatif sesuai dengan trend dan selera pasar internasional yang sedang diminati pada saat ini,” kata Arlinda.

Arlinda menambahkan saat ini Kemendag terus melakukan pembenahan dan penyempurnaan terhadap program dan fasilitas yang ada.

“Selain itu, kegiatan promosi menjadi langkah penting memperkenalkan wadah kolaborasi tersebut ke masyarakat luas agar dapat dimanfaatkan bagi pengembangan sektor perdagangan di skala domestik dan global,” kata dia.

IDDC Hadir di TEI 2016

Arlinda mengatakan Kemendag akan menghadirkan Zona IDDC pada Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 yang diselenggarakan pada 12-16 Oktober 2016 di JIExpo, Jakarta. Zona ini akan hadir di Hall D dan memamerkan produk-produk karya UKM yang telah terpilih melalui program Fasilitasi Pendampingan Desain (Design Dispatch Service/DDS).

“DDS merupakan kolaborasi aktif berbagai pihak, yaitu Kemendag, Pemerintah Daerah, desainer, serta para pelaku usaha untuk menciptakan produk berbasis desain sesuai target pasar ekspor,” kata dia.

Lebih lanjut Arlinda mengatakan dengan mengangkat tema “Green Design”, implementasi program DDS pada tahun ini dilakukan dengan melibatkan 22 UKM di 11 daerah, yaitu Jambi, Purwakarta, Bogor, Kupang, Surabaya, Palangkaraya, Kota Gede, Medan, Sawah Lunto, Cilacap, dan Solo.

Di masing-masing daerah, Kemendag menggandeng seorang desainer yang bertugas memberi pendampingan kepada pelaku usaha, mulai dari pemilihan bahan baku, desain produk, serta proses produksi, hingga menjadi produk akhir yang siap dipasarkan.

“Seluruh produk yang dihasilkan melalui program DDS akan mengikuti tes pasar pada pameran TEI di Jakarta,” kata dia.

Menurut Arlinda, program DDS yang dilaksanakan sejak 2014 telah berhasil membawa produk-produk hasil kolaborasi desainer dan pelaku usaha ke pasar internasional. Salah satunya adalah produk “lampu contong”, hasil kolaborasi Harry Maulana (Desainer DDS) dengan CV. Mekar Abadi, yang berhasil memperoleh pembeli potensial dari Australia dan Ghana pada 2015, serta kemudian pada 2016 mendapatkan buyer dari Korea Selatan.

Produk lainnya yaitu produk furnitur karya Abi Abdillah (Desainer DDS) telah memperoleh kontrak dagang dengan pembeli dari Amerika. Ketika mengikuti pameran Milan Design Week 2016 produk Abi telah mendapatkan lisensi dan dibeli Capellini, sebuah brand ternama dunia asal Italia milik Giulio Capellini, untuk ditampilkan di ruang pamer New York dan Milan.

“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa hasil karya desainer Indonesia dapat disejajarkan dengan karya desainer ternama dunia lainnya,” katanya.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum