Kemendag Targetkan Ekspor USD 192,5 Miliar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Perdagangan menargetkan kinerja ekspor Indonesia tahun 2015 sebesar USD 192,5 miliar (atau sekitar Rp 2.432 triliun). Jika dibandingkan dengan tahun 2014, target tersebut hanya naik 4,4 persen.
"Perkembangan ekspor 2015 diperkirakan semakin baik jika dibandingkan 2014, seiring membaiknya perekonomian dunia, di mana yang sangat menggembirakan adalah perekonomian Amerika Serikat diprediksi mengalami pertumbuhan lebih tinggi," kata Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (6/1).
Rachmat mengatakan, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diproyeksikan mencapai 3,1 persen, dengan impor diperkirakan sebesar 5,4 persen. Dengan adanya peningkatan impor tersebut, konsumsi dari Negeri Paman Sam juga akan meningkat.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Partogi Pangaribuan, mengatakan dengan adanya perkembangan positif dari perekonomian dunia, pihaknya yakin kinerja ekspor akan bisa meningkat.
"Jika kita lihat perkembangan global, memang ada perbaikan perekonomian di AS dan Eropa. Karena itu, kami merasa sangat yakin ekspor akan meningkat," kata Partogi.
Partogi mengatakan, untuk perkiraan ekspor Indonesia pada 2015 kurang lebih sebesar USD 192,5 miliar (atau sekitar Rp 2.432 triliun), yang jika dibandingkan dengan 2014 angka tersebut tidak jauh berbeda dengan target awal yang ditetapkan sebesar USD 192 miliar (atau sekitar Rp 2.432 triliun) namun harus dikoreksi menjadi USD 184,3 miliar (Rp 2.328 triliun).
"Penurunan harga minyak dunia mengakibatkan menggeliatnya industri di luar negeri dan mendorong adanya daya beli, maka kebutuhan barang juga akan banyak," kata Partogi.
Beberapa produk yang akan dijadikan andalan, khususnya untuk mencapai target peningkatan ekspor 300 persen pada 2019, seperti dikemukakan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, antara lain adalah produk elektronik, kimia, produk kayu dan kertas, serta furnitur.
"Target ekspor sampai dengan 2019 akan bertumpu pada produk manufacturing, dan akan dibagi dalam beberapa kelompok," kata Nus.
Nus mengatakan, untuk produk manufacturing yang akan didorong ekspornya dan masuk dalam kelompok satu adalah produk elektronik, tekstil dan produk tekstil, produk kimia, produk kayu, kertas dan furnitur, serta produk logam.
"Sementara untuk kelompok dua adalah otomotif, mesin-mesin, produk plastik, peralatan medis dan beberapa produk lainnya. Selain itu, juga alas kaki, dan produk karet, serta kerajinan kulit dan produk kulit, dan minyak astiri," kata Nus.
Selama lima tahun ke depan, Kementerian Perdagangan telah menargetkan kinerja ekspor mampu meningkat hingga 300 persen, yang akan menyerap kurang lebih 4,6 juta tenaga kerja dan menambah investasi asing langsung senilai USD 40,5 miliar (Rp 511 triliun) per tahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam kurun waktu lima tahun terakhir, peningkatan ekspor paling tinggi terjadi pada tahun 2010, kinerja ekspor non-migas terdongkrak mencapai 33,02 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. (Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...