Kemenhub Bentuk Tim Audit Ambruknya Hanggar Kalibrasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, membentuk tim audit untuk menyelidiki kasus ambruknya Hanggar Pesawat Kalibrasi Sultan Hasanuddin pada Senin (9/3).
Staf Khusus Menteri Bidang Keterbukaan Informasi Kemenhub Hadi Mustofa Djuraid, dalam diskusi dengan wartawan di Jakarta, Rabu (11/3) mengatakan, tim sudah diberangkatkan dan bekerja di lokasi kejadian.
"Hari ini timnya sudah terjun ke sana diketuai oleh Direktur Kebandarudaraan Bintang Hidayat," katanya.
Hadi mengatakan komponen yang akan diaudit, yakni terkait masalah teknis, seperti rangka bangun, fondasi, kontrak kerja dan sebagainya.
Dia mengatakan, tim audit akan bekerja paralel dengan tim kepolisian, sehingga diharapkan dalam jangka satu bulan selesai.
Hadi menambahkan, pihak kontraktor harus bertanggung jawab kepada korban dan wajib membangun kembali sesuai kondisi sebenarnya.
Hadi menjelaskan seharusnya bangunan tersebut selesai pada Desember 2014, namun hanya mencapai 78 persen.
Namun, diberikan adendum 50 hari untuk menyelesaikan, tetapi sampai batas tersebut kontraktor hanya dapat meningkatkan hingga dua persen.
"Artinya, kontraktor harus membangun kembali bangunan seperti kondisi terakhir, sebelum runtuh, yakni 78 persen," katanya.
Hanggar Kalibrasi Sultan Hasanussin, Makassar yang ambruk dan menewaskan lima orang pada Senin (9/3) pukul 09.28 WITA menghabiskan biaya dalam pembangunannya senilai Rp 46,2 miliar.
"Total investasi pembangunan Rp 46,2 miliar DIPA Tahun Anggaran 2014, Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo.
Suprasetyo menjelaskan bangunan tersebut juga dilengkapi apron dan taxiway.
Pengerjaan tersebut, dilakukan oleh dua kontraktor, yakni PT Lince Romauli Raya dan PT Nur Jaya Nusantara KSO, dengan kontrak amandemen selesai pada 18 Februari 2015.
Sementara itu, konsultan perencana PT Genta Prima Pertiwi serta konsultan pengawas PT Arista Cipta.
Suprasetyo mengatakan bangunan hanggar tersebut telah selesai dikerjakan, sedang dilaksanakan pembersihan lapangan, pengecekan material "on site", pemeliharaan dan mobilisasi.
"Sudah selesai, jadi petugas sedang bersih-bersih, kemudian ambruk hanggar itu," katanya.
Dia juga memastikan semua korban tewas merupakan pekerja yang terkait, bukan masyarakat sekitar.
Saat ini, Suprasetyo bertolak ke Makassar untuk mengetahui apakah kecelakaan yang juga menyebabkan 12 luka-luka itu akibat kesalahan manusia atau bukan.
"Nanti akan kita perbaharui lagi informasi, penyebab kejadian runtuhnya bangunan hanggar tersebut, akan dilakukan investigasi lebih lanjut oleh pihak berwenang," katanya. Dia mengatakan evakuasi dilakukan oleh Badan SAR Nasional Kelas A Makassar dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar serta dibantu dari Tim PKP-PK PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Sultan Hasanuddin.
"Telah dipasang police line untuk pengamanan objek di sekitar TKP," katanya.
Saat ini, pencarian data TKP sebagai bahan awal investigasi, telah dilakukan oleh kepolisian Kapolres Maros beserta jajaran, Kapolsek Bandar Udara Hasanuddin beserta jajaran, Kepala Otoritas Bandara Wilayah V, PPK Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V, Konsultan Perencana, Konsultas Pengawas, Kontraktor Pelaksanan dan PT Angkasa Pura I cabang Bandara Sultan Hasanuddin.
Berdasarkan data kepolisian, korban meninggal di lokasi kejadian yakni Iqbal situmorang (30) dan Parulian Siagian (35) asal Jawa Timur, jasadnya masih disemayamkan di Rumah Sakit Bayangkara Makassar.
Sementara meninggal di Rumah Sakit AURI Asri (30) asal Pangkep Sulsel, Rumah Sakit Daya Herri Iswanto (40) dan Mohammad Jufri (21) asal Jawa di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.(Ant)
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...