Kemenhut Lepasliarkan Kucing Emas di Taman Nasional Gunung Leuser

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, melakukan pelepasliaran sepasang Kucing Emas (Catopuma temminckii) di Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara (Sumut), untuk mendukung perkembangbiakannya di alam liar.
"Semoga Kucing Emas-nya berkembang dengan baik," kata Raja Antoni dalam pernyataan diterima di Jakarta, hari Rabu (26/2).
Pelepasliaran itu dilakukan pada hari Selasa (25/2) oleh Menhut didampingi Dirjen Penegakan Hukum Kehutanan (Gakum) Kemenhut, Dwi Januarto Nugroho, Direktur Konservasi Spesies dan Genetik Kemenhut, Nunu Anugrah. Turut pula hadir mendampingi, Komisaris Faunalad ,Dokter Irene, dan Pemilik Fauna Indonesia, Danny Gunalen.
Kucing Emas yang dilepasliarkan itu sendiri merupakan hasil penangkaran PT Alam Jaya Nusantara. Sepasang Kucing Emas ini tercatat lahir pada 23 Juli 2021 yang merupakan generasi Fenotipe 2.
Kucing Emas merupakan salah satu spesies kucing liar yang keberadaannya di alam sangat sulit ditemui. Kucing Emas merupakan hewan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Sebaran Kucing Emas di wilayah Sumatera hingga Semenanjung Malaysia.
Pada kesempatan yang sama Menhut juga melakukan peninjauan area restorasi Cinta Raja III. Area itu awalnya merupakan bekas lahan sawit yang kembali ditanami.
"Usaha-usaha konservasi yang dilakukan oleh teman-teman di PT Alam Jaya Nusantara ini tentu ini merupakan satu komitmen yang tidak ada harganya, orang boleh punya banyak uang, tapi yang mendedikasikan atau menyisihkan uangnya untuk konservasi sedikit. Kita harap masih banyak lain," kata Menhut.
Menhut Raja Antoni mengatakan setelah penanaman ulang selama tujuh tahun, saat ini hasil restorasi bekas lahan sawit mulai terlihat. Ia menuturkan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan berbagai pihak untuk kembali menghijaukan lahan dan hutan Indonesia.
"Kebun sawit di kawasan dibabat, lalu kemudian ditanam ulang, setelah tujuh tahun kita bisa lihat perbedaanya. Yang dilakukan PT Alam Jaya Nusantara maupun Yayasan Orangutan Sumatera Lestari adalah contoh yang sangat baik dimana perlu adanya kolaborasi dan kerjasama yang baik," ujar Menhut.
Di area restorasi Cinta Raja ini terpantau adanya empat individu orangutan dan delapan harimau. Area tersebut juga dimanfaatkan untuk penelitian studi tingkat universitas.
Editor : Sabar Subekti

Bobby/Melati Juara Sri Lanka International Challenge 2025
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ganda campuran Indonesia Bobby Setiabudi/Melati Daeva Oktavianti terus me...