Kemlu Bantah Ada Kunjungan Pejabat Indonesia ke Israel
Menlu Retno Marsudi menyatakan RI dukung pengungsi Palestina dan UNRWA.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri membantah berita yang menyebut bahwa delegasi Indonesia yang dipimpin oleh seorang “pejabat senior” mengunjungi Israel dalam rangka normalisasi hubungan kedua negara.
Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, menegaskan bahwa Kemlu sebagai pengampu kebijakan luar negeri Indonesia tidak pernah melakukan langkah-langkah yang mengarah ke normalisasi hubungan, seperti yang dilaporkan media Israel tersebut.
“Posisi Indonesia tidak berubah, bahwa yang kita dahulukan adalah satu penyelesaian damai antara Palestina dan Israel yang berangkat dari Solusi Dua Negara, yaitu untuk berdamai dengan batas-batas wilayah yang jelas,” kata Faizasyah dalam konferensi pers secara daring pada hari Kamis (23/9).
Faizasyah mengatakan bahwa siapa pun yang disebut sebagai “pejabat senior” oleh media Israel tersebut tidak bisa mewakili kepentingan Indonesia. Sebelumnya, The Jerusalem Post melaporkan bahwa Indonesia mengirim delegasi rahasia yang dipimpin oleh seorang “pejabat senior” ke Israel, di tengah memanasnya hubungan baru-baru ini antara kedua negara.
Berita itu menyebut bahwa serangkaian pertemuan dan laporan dalam beberapa bulan terakhir tahun 2021 menunjukkan bahwa Israel dan Indonesia telah tumbuh lebih dekat, dengan kerja sama perdagangan dan pariwisata.
Laporan itu juga menyebut bahwa Menlu Amerika Serikat, Antony Blinken, juga mengangkat kemungkinan normalisasi hubungan diplomatik Indonesia-Israel, dalam pertemuan dengan para pejabat di Jakarta pada Desember tahun lalu.
RI Dukung Palestina dan UNRWA
Sementara itu, di New York, Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia selalu teguh dukung aktivitas UNRWA (badan PBB yang bertugas membantu pengungsi Palestina) dan bantu pengungsi Palestina.
Dalam Pertemuan Tingkat Menteri mengenai UNRWA di New York (22/9), Retno mengungkapkan pula keprihatinan akan sikap dunia internasional yang seakan menganggap nasib pengungsi Palestina sebagai sesuatu yang normal. ''Padahal para pengungsi Palestina berhak menikmati hidup layaknya kehidupan yang kita jalani'', kata Menlu.
Menlu mengajak dunia internasional untuk bekerja sama membantu UNRWA, terutama karena badan itu kini menangani sekitar lima juta pengungsi Palestina.
UNRWA, atau United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East, memulai aktivitasnya pada 1950, untuk membantu warga Palestina yang mengungsi akibat pembentukan Israel. Saat ini UNRWA mengalami kesulitan keuangan.
Guna mencari solusi atas kesulitan UNRWA, pertemuan tingkat menteri diselenggarakan, diketuai bersama oleh Menlu Swedia, Anne Linde, dan Menlu Jordania, Ayman Safadi.
Menlu menyatakan ada dua hal yang dapat dilakukan untuk membantu UNRWA, mengatasi kendala keuangan UNRWA, dan memastikan bahwa UNRWA dalam laksanakan tugas dengan baik.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...