Kemristekdikti Berikan Rp 300 Juta untuk Start Up
TANGERANG SELATAN, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) memberikan dana hingga Rp 300 juta untuk tiap perusahaan rintisan (start up) berbasis teknologi, yang mengikuti Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) 2016, untuk penguatan daya saing usaha.
"Ini sebenarnya upaya hilirisasi teknologi, yang selama ini diupayakan pemerintah. Dana yang diberikan ini untuk inkubasi bisnis teknologi, bukan modal usaha sebenarnya, supaya pengusaha pemula berbasis teknologi yang menjadi `startup` ini, bisa terus memproduksi mengembangkan teknologi menjadi inovasi," kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir di Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (24/7).
Dalam 10 tahun ke depan, ia berharap pengusaha-pengusaha baru berbasis teknologi yang diberi pelatihan dan bimbingan dari Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti ini, sudah bisa menjadi pengusaha besar.
"Presiden sangat mendukung pengembangan inovasi yang hasilnya bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pengembangan industri berbasis teknologi diharapkan mampu memberi nilai tambah, maka mulai sekarang semua yang dikembangkan tidak boleh berhenti hanya di riset, harus sampai usaha," kata dia.
Contoh usaha berbasis teknologi yang diberikan dukungan seperti untuk pengembangan lampu murah yang bisa digunakan khusus oleh nelayan menangkap ikan. "Juga teknologi penyortiran ikan yang ditujukan untuk nelayan kecil,” dia mencontohkan.
"Ke depan, teknologi-teknologi ini akan kami bawa ke Papua, untuk bisa digunakan nelayan kecil di sana. Harapannya, ini bisa meningkatkan hasil tangkapan," kata dia.
Ia membenarkan, proses untuk sebuah usaha baru bertahan dan menjadi usaha yang kuat memakan waktu, karena itu pembinaan Kemristekdikti tidak hanya berhenti pada pelatihan selama lima hari dan bimbingan selama enam bulan, tapi berlanjut di tahun-tahun berikutnya.
Dirjen Penguatan Inovasi Kemristekdikti, Jumain Appe, mengatakan dana yang diberikan untuk 48 pengusaha baru berbasis teknologi ini berkisar antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta per usaha. Dana ini sepenuhnya untuk menjalankan inkubasi, termasuk juga di dalamnya untuk kegiatan promosi, bantuan untuk memproses legalitas usaha.
"Kami akan bantu mereka selama tiga tahun. Tiga tahun cukuplah. Diharapkan mereka benar-benar bisa mandiri. Kalau sampai lima tahun mereka tidak mandiri, kita juga harus membantu tenant lain lagi," kata dia.
Sementara itu, pemilik ivenmu.id yang merupakan perusahaan baru peserta IBT 2016, Yonisman, mengatakan program pemerintah yang bertujuan membantu usaha-usaha baru untuk berdiri dan berkembang menjadi usaha yang kuat seperti itu sangat dibutuhkan.
Sering kali, menurut dia, usaha baru atau yang sekarang dikenal dengan disebut startup ini bukan saja sekadar membutuhkan dukungan modal, tetapi juga semangat untuk bisa membulatkan tekad menjalankan usaha baru. Selain itu, juga membutuhkan akses pasar dan platform usaha dengan inovasi yang bagus yang memperhitungkan kebutuhan masa depan di masyarakat.
Yonisman mengajukan proposal untuk membuat usaha baru berbasis Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK) penjualan tiket event musik, pendidikan, hingga teknologi dan inovasi secara daring.
Dalam proposal, ia mengajukan dana Rp 315 juta, namun hanya disetujui Rp 251 juta, yang akan digunakan untuk kebutuhan pengembangan sistem, pemasaran, legalitas usaha, operasional proses inkubator.
Kemristekdikti menjalankan pelatihan Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) 2016, yang diikuti 48 lembaga inkubator dan tenant atau startup berbasis teknologi di Serpong, Tangerang Selatan, dari 22 hingga 27 Juli 2016. Sebelumnya ada 237 proposal yang masuk untuk mengikuti program inkubasi itu, namun yang terseleksi hanya 48, dan 24 di antaranya tenant yang sudah ada sejak 2015. (Ant)
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...