Kenalkan Pendidikan Tinggi Sejak Dini
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Salah satu kegiatan jelang ulang tahun Yayasan Santo Yakobus ke-25, yakni pameran pendidikan. Drs. Johannes Romiyono, M.Pd, Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Santo Yakobus, mengatakan kepada satuharapan.com, kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif, dia mengatakan pada Sabtu (15/2) di Gedung Yayasan Santo Yakobus, Jakarta.
Pameran pendidikan (education fair) merupakan sarana agar alumnus Yayasan Santo Yakobus tidak hanya mencintai gedung sekolahnya saja, tetapi perhatian kepada adik kelasnya.
“Yang diundang ke Education Fair ini biasanya kampus-kampus yang ada alumni SMA Santo Yakobus, tetapi itu kebanyakan masih di Jakarta,” kata pria yang akrab disapa Romi tersebut.
Education Fair (pameran pendidikan) ini masih erat kaitannya dengan jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Yayasan Santo Yakobus.
Menurut pantauan satuharapan.com pada Sabtu (15/2), ada beberapa perguruan tinggi terkemuka di sejumlah kota di pulau Jawa, terutama Jakarta yang menggelar stan di delapan ruang kelas yang terletak di lantai satu gedung Yayasan Santo Yakobus.
Perguruan tinggi tersebut antara lain Universitas Bina Nusantara, Sekolah Bisnis Prasetya Mulya, Sekolah Bisnis Kwik Kian Gie, Stekpi (Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata) Trisakti, Unika Atmajaya, Universitas Multimedia Nusantara, dan beberapa perguruan tinggi terkemuka lainnya.
Sebelumnya, pihak Yayasan Santo Yakobus pada Jumat (14/2) telah mengosongkan seluruh ruangan kelas yang digunakan untuk menggelar pameran pendidikan tersebut.
Romi menambahkan saat ini penting bagi para siswa usia sekolah menengah pertama (SMP) dikenalkan dengan yang dipelajari kakak tingkatnya di sekolah menengah atas (SMA).
“Pameran pendidikan ini tidak hanya bagi mereka yang kelas tiga SMA, tetapi anak-anak SMP sudah boleh melihat, karena mereka (para siswa SMP) bisa jauh-jauh hari sebelum masuk SMA mengetahui apa saja yang akan dipelajari di Perguruan Tinggi dan wawasan seputar pengetahuan yang lebih luas,” tambah Romi.
Pameran pendidikan (education fair) diselenggarakan setiap tahun, atas prakarsa para alumnus yang sudah di perguruan tinggi, dan bekerja sama bersama dengan pihak yayasan.
“Mereka yang pernah mengenyam pendidikan di Yakobus, akan membuka stan di ruang kelas dan membuka semacam konsultasi mengenai apa saja yang diperlukan untuk ke perguruan tinggi,” kata Romi.
Menurut pantauan satuharapan.com, walaupun pada Sabtu (15/2) Yayasan Santo Yakobus menggelar berbagai perlombaan (desain poster, solo vokal, pemandu sorak), dan pementasan seni (angklung, tari modern, grup band SMA-SMP, solo gitar) tetapi berbagai stan yang ada di SMA Santo Yakobus tetap ramai pengunjung.
Sekilas Yayasan Santo Yakobus
Yayasan Santo Yakobus berdiri pada tanggal 23 Agustus 1989 sebagai perwujudan niat mulia dari yayasan dalam pastoral pendidikan untuk umat paroki dan masyarakat sekitar Kelapa Gading, Jakarta, maka Sekolah Dasar Santo Yakobus mulai berdiri pada tahun pelajaran 1989-1990.
Karena tingginya minat dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan bagi anak-anak mereka, maka pada tahun palajaran 1990-1991 dimulai pendidikan pra sekolah yaitu TK Santo Yakobus dengan kelas TK-A dan TK-B.
Untuk menjamin kelanjutan dari pendidikan jenjang SD maka pada tahun pelajaran 1995-1996 didirikan SMP Santo Yakobus dan pada tahun pelajaran 1998-1999 berdirilah SMA Santo Yakobus, semuanya terletak dalam satu kawasan di Jl. Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...