Kenikir, Kaya Antioksidan
SATUHARAPAN.COM – Kenikir dalam bahasa Jawa, atau ulam raja seperti dikenal di Sumatera, sejak lama dikonsumsi sebagai sayuran (lalap). Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) menyebutkan tanaman sayuran indigenous ini sejak lama dimanfaatkan sebagai obat. Peneliti Malaysia menyebutkan daun kenikir mengandung senyawa yang memiliki daya antioksidan cukup tinggi.
Kenikir memiliki nama ilmiah yang berlaku secara internasional Cosmos caudatus, Kunth. Situs wikipedia.org menyebutkan tumbuhan tropis yang berasal dari Amerika Latin, Amerika Tengah ini tumbuh liar dan mudah didapati di Florida, Amerika Serikat, serta di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Daun kenikir merupakan sayuran yang telah banyak diusahakan dan dikonsumsi sejak zaman dahulu. Kenikir memiliki keunggulan dapat beradaptasi baik dalam kondisi lingkungan relatif beragam, merupakan alternatif sumber protein, vitamin, dan mineral.
Kenikir biasanya tumbuh di pekarangan rumah maupun kebun secara alami dan dimanfaatkan untuk kepentingan keluarga, baik sebagai sayuran yang dimasak maupun lalapan. Daunnya yang masih muda dan pucuknya selain untuk sayuran atau direbus untuk lalap, juga dapat dimakan mentah-mentah. Masyarakat Jawa biasa menggunakannya sebagai salah satu pelengkap menu pecel.
Ir Listyorini MSc, peneliti Balitsa, Litbang Pertanian di Lembang, Bandung, seperti dikutip dari bbppketindan.bppsdmp.pertanian.go.id menyebutkan kenikir ini juga berfungsi sebagai bahan tanaman obat dari suatu penyakit.
Kenikir adalah tumbuhan tahunan yang berbatang pipa dengan garis-garis membujur. Tanaman perdu ini tingginya dapat mencapai 1 m. Daunnya bertangkai panjang dan duduk daunnya berhadapan, sehingga terbagi menyirip menjadi 2-3 tangkai. Bila diremas, baunya seperti damar.
Bunganya tersusun pada bongkol yang banyak terdapat di ujung batang dan pada ketiak daun-daun teratas, berwarna kuning hingga oranye, berbintik-bintik kuning di tengah-tengahnya. Bijinya berbentuk paruh. Buahnya keras, berbentuk jarum, dengan ujung berambut. Pada waktu masih muda berwarna hijau, setelah tua coklat. Kenikir berakar tunggang, berwarna putih.
Kandungan Kimiawi dan Manfaat Kenikir
Selain tumbuh alami, kenikir sering dijumpai sebagai pengganti pagar tanaman. Siapa tumbuhan ini memiliki manfaat tak terduga.
Kenikir sejak lama dimanfaatkan khasiatnya sebagai obat lemah lambung, penguat tulang dan penambah nafsu makan. Daun kenikir mengandung 3 persen protein, 0,4 persen lemak, dan karbohidrat, serta kaya kalsium dan vitamin A.
Banyaknya kandungan zat gizi dan fitonutrien di dalam kenikir berpotensi membantu program diet. Kandungan kenikir, mencegah penuaan dini, untuk obat gondongan, dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh, dan bahkan pengusir serangga, selain sebagai obat lemah lambung dan penguat tulang.
Kenikir juga mengandung saponin, flavonoida polifenol, dan minyak atsiri. Minyak atsiri diketahui sebagai bahan dasar dari minyak wangi yang mempunyai aroma khas dan mudah menguap.
Kenikir Kaya Antioksidan Zat Antikanker
Manfaat lain daun kenikir yakni mengandung zat antioksidan yang tinggi untuk menangkal radikal bebas. Lebih dari 20 jenis bahan antioksidan telah dikenal di dalam kenikir. Kemampuan kenikir untuk mengurangi tekanan oksidatif mungkin sebagian karena terdiri atas kandungan antioksidannya yang tinggi. Dan juga, tumbuhan ini mengandung zat kimia yang mengandung minyak atsirisaponin dan flavonoida polifenol.
Kandungan flavonoid daun kenikir merupakan zat antioksidan paling efektif menangkal zat jahat tersebut. Karena itu pula, kenikir disebut sebagai agen kemopreventif.
Berdasarkan penelitian Abas F Shaari, dari Department of Food Science, Faculty of Food Science and Technology, Universitas Putra Malaysia, dikutip dari ccrcfarmasiugm.wordpress.com. Daun kenikir mengandung senyawa yang memiliki daya antioksidan cukup tinggi dengan IC50 sebesar 70 mg/L, senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses apoptosis melalui jalur intrinsik (jalur mitokondria).
Ekstrak metanolik daun kenikir mengandung flavonoid dan glikosida kuersetin. Kuersetin memiliki kemampuan menginduksi apoptosis sel kanker kolon Caco-2 dan HT-29, serta sel kanker leukemia HL-60 dengan cara menstimulasi pelepasan sitokrom c dari mitokondria.
Ekstrak metanolik daun kenikir memiliki aktivitas dalam memacu kematian sel T47D melalui mekanisme apoptosis, sehingga berpotensi dikembangkan sebagai antikanker dengan target aksi spesifik. Karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, guna mengetahui senyawa aktif dalam ekstrak yang bertanggung jawab terhadap mekanisme pemacuan apoptosis sel T47D.
Editor : Sotyati
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...