Kennedy Pernah Diselamatkan dengan Pesan pada Kelapa
KEPULAUAN SOLOMON, SATUHARAPAN.COM - John F. Kennedy, mantan Presiden Amerika Serikat, pernah diselamatkan pada Perang Dunia Kedua dengan pesan yang ditulis pada sabut kelapa yang dibawa oleh penduduk desa di Kepulauan Solomon.
Namun warga Kepulauan Solomon yang pernah membantu menyelamatkan mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy itu baru saja meninggal dunia pada usia 93 tahun. Demikian disampaikan keluarganya, hari Senin (4/8).
Eroni Kumana, nama orang itu, membantu menyelamatkan Kennedy muda yang tengah dinas dalam militer ketika kapal perusak Jepang menenggelamkan kapal patroli AS di Pasifik selama Perang Dunia II.
Eroni Kumana dan rekan dari kepulauan itu, Buiku Gasa, tengah mendayung sebuah perahu pada tahun 1943 ketika mereka menemukan Kennedy yang menderita cedera. Ketika itu Kennedy berpangkat letnan pada Angkatan Laut AS. Dia bersama anggota krunya terdampar di sebuah pulau karang atol.
Untuk mengenang bantuan dua orang ini, Kennedy yang kemudian menjadi presiden ke-35 Amerika Serikat, menggunakan batok kelapa digunakan sebagai pemberat kertas di meja kerjanya di Gedung Putih.
Anak Kumana, Esori mengatakan, ayahnya meninggal dikelilingi oleh anggota keluarga pada hari Sabtu (2/8) dalam usia 93, dan dikuburkan di pulau di dekat rumahnya Ronongga, pada hari Senin.
"Itu sangat menyedihkan, (tapi) dia hidup dengan penuh semangat dan kami bangga padanya," kata dia kepada AFP melalui telepon dari pulau itu. Penduduk desa menyiapkan upacara untuk menghormati Kumana.
Pesan dengan Batok Kelapa
Perahu yang digunakan Kennedy, PT-109, ketika itu sedang melakukan patroli malam hari ketika kapal perusak Jepang tiba-tiba muncul dari kegelapan dan menghancurkan kapal dengan setengah terbuat dari kayu, menurut majalah Smithsonian.
Bahan bakar dari kapal tumpah ke dalam air dan membakar kapal. Hal itu menyebabkan pihak AS dan kapal Jepang, serta lainnya menganggap 13 orang di kapal itu semua meninggal di perairan yang penuh ikan hiu.
Namun 11 dari mereka masih hidup, dan ketika fajar menyingsing Kennedy memimpin krunya untuk berenang sejauh lima kilometer (tiga mil) menggunakan potongan kayu perahu menuju ke karang atol.
Kennedy, yang menderita akibat tulang belakangnya pecah, menarik awak lain yang mengalami terbakar parah di belakangnya selama maraton renang itu.
Akhirnya mereka ditemukan oleh Kumana dan Gasa yang tengah melintasi dengan perahu mereka. Keduanya membantu mengumpulkan makanan untuk kru dan Kennedy, mengirim pesan agar mereka mendapatkan bantuan.
Pesan itu terukir pada sabut kelapa, dan tertulis: "Komandan kepulauan Nauru / penduduk asli desa tahu / dia dapat memandu / 11 hidup / perlu kecil perahu / Kennedy.”
Setelah diselamatkan, Kennedy mengambil kelapa itu dan membungkusnya dalam plastik. Dia menggunakannya sebagai pemberat kertas sepanjang karir politiknya pasca-perang. Benda itu masih dipamerkan di Museum Kennedy di Boston.
Kumana dan Gasa pernah diundang oleh Kennedy pada tahun 1961 ketika dia mengambil sumpah sebagai Presiden, tetapi tidak bisa melakukan perjalanan ke Washington. Kennedy meninggal karena dibunuh pada tahun 1963. Sedangkan Buiku Gasa meninggal pada November 2005. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...