Kepala HAM PBB Kecam Ekstremisme Biadab di Pakistan
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Hak Asasi Manusia PBB mengecam “ekstremisme biadab” pemberontak Taliban yang membunuh sedikitnya 142 orang, sebagian besar adalah anak-anak usia 12 tahun, di sebuah sekolah di Pakistan pada Selasa (16/12).
“Taliban telah bertindak telalu jauh melalui serangan ini,” ujar Komisaris Tinggi HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein, menambahkan bahwa kelompok itu bersalah atas “tingkat tertinggi kebiadaban manusia.”
Dia mengatakan serangan kelompok bersenjata di Army Public School di kota barat laut Peshawar adalah “serangan yang benar-benar kejam dan serangan keji yang tidak dapat diterima terhadap anak-anak tidak berdaya.”
Zeid, warga Arab dan Muslim pertama yang memegang jabatan di kantor HAM tersebut, mengatakan tidak ada alasan untuk mendukung kelompok-kelompok ekstremis seperti Taliban, kelompok Islamic State (ISIS) di Irak dan Suriah, Boko Haram di Nigeria atau Al-Qaeda.
“Sekarang ini semua orang harus bersatu untuk memerangi ekstremisme biadab semacam ini,” katanya, menambahkan bahwa ideologi mereka “tidak memiliki kemiripan dengan agama atau norma budaya manapun.”
“Tidak ada pemerintah atau badan intelijen, tidak ada tokoh agama, tidak ada sponsor kaya, tidak ada anggota masyarakat yang dapat membenarkan dukungan untuk Taliban, ISIS, Boko Haram, Al Qaeda atau kelompok takfiri (ekstrimis) ini yang muncul untuk bersaing mencapai tingkat tertinggi kebiadaban manusia,” ujarnya.
AS
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam serangan mematikan Taliban tersebut dan berjanji Amerika akan membantu Pakistan dalam melawan ekstremisme brutal.
“Menargetkan siswa dan guru dalam serangan mengerikan ini berarti teroris menunjukkan kembali kebejatan mereka,” kata Obama pada Selasa di Washington.
“Kami akan membantu rakyat Pakistan dan menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk mendukung pemerintah Pakistan dalam upayanya menumpas terorisme dan ekstremisme serta mengusung perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.”
Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengklaim bertanggung jawab dalam serangan itu, mengatakan serangan tersebut adalah pembalasan dendam atas serangan militer besar-besaran di Peshawar.
Australia
Sementara di Sydney, Perdana Menteri Tony Abbott pada Rabu (17/12) mengungkapkan belasungkawa kepada Pakistan artas tragedi penyerangan mematikan Taliban.
Abbott mengatakan pembantaian itu sulit diterima. “Sulit untuk diungkapkan lewat kata-kata, campuran kesedihan dan kemarahan harus dirasakan oleh masyarakat Pakistan, dan mungkin seluruh dunia, atas kekejaman terbaru teroris ini,” ujarnya kepada radio ABC.
“Dan saya berharap, dari hati yang paling dalam bahwa di suatu tempat di hati orang-orang yang mungkin akan tertarik dengan hal ini, ada kesadaran bahwa tidak pernah dibenarkan membunuh orang-orang tidak bersalah.”
“Dan itulah yang kami lihat dalam skala massal di Pakistan semalam.”
Komentar Abbott disampaikan ketika Australia berusaha untuk pulih setelah ditimpa insiden penyanderaan selama hampir 17 jam di kafe Sydney oleh seorang pria kelahiran Iran, yang mengibarkan bendera Islamis. (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...