Kepatuhan Protokol Kesehatan Turun, Jumlah Kasus COVID-19 Naik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan (3M: memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) menunjukkan penurunan. Ini terjadi seiring meningkatnya kasus harian COVID-19.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 sejak 18 November, hasilnya belum memuaskan. "Sangat disayangkan bahwa trennya terus memperlihatkan penurunan terkait kepatuhan individu dalam memakai masker, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Hal ini bertepatan dengan periode libur panjang tanggal 28 Oktober - 1 November 2029," kata Juru Bicara Satgas, Wiku Adisasmito, hari Kamis (3/12).
Tren penurunan tersebut terpantau terus berlanjut pada 27 November 2020. Dimana persentase kepatuhan untuk memakai masker sekitar 58,32%. Sedangkan untuk menjaga jarak persentasenya 43,46%. Dari data tersebut, dapat disimpulkan, bahwa liburan panjang merupakan momentum pemicu utama penurunan kepatuhan disiplin protokol kesehatan.
Data peta zonasi kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak, dari 512 kabupaten/kota yang masuk, hanya kurang dari 9% kabupaten/kota yang patuh dalam memakai masker. Dan yang lebih memperihatinkan, kurang dari 4% kabupaten/kota yang patuh dalam menjaga jarak.
Minimal 75% Patuh
Jika masyarakat lengah dalam menjalankan protokol kesehatan seperti yang ditunjukkan dalam tiga periode libur panjang, maka akan meningkatkan penularan. Dan apabila dilakukan testing dan tracing, maka kasus positif akan meningkat. "Jika terus seperti ini, maka sebanyak apapun fasilitas kesehatan yang tersedia tidak akan mampu menampung lonjakan yang terjadi," katanya.
Wiku juga mengulang kembali hasil studi Yilmazkuday tahun 2020, menyatakan bahwa untuk menurunkan angka kasus positif dan kematian, maka minimal 75% populasi harus patuh menggunakan masker. Namun nyatanya, persentase kepatuhan menjaga jarak hanya mampu mencapai 59,20%, bahkan 42,53%.
Masalah ketidakpatuhan masyarakat ini, ia menekankan dampaknya pada penambahan jumlah kasus terkonfirmasi positif. Bahkan dalam beberapa hari belakangan mencetak rekor-rekor baru dalam hal peningkatan kasus. "Sayangnya, penambahan kasus positif harian terus meningkat bahkan per hari ini menembus lebih dari 8000 kasus. Ini adalah angka yang sangat besar!" Wiku menegaskan.
Penambahan angka kasus yang cukup besar ini harus diperhatikan karena menandakan bahwa laju penularan COVID-19 masih terus meningkat. Masyarakat harus sadar akan dampak dari kelalaian terhadap protokol kesehatan. Target disiplin protokol kesehatan tidak akan menjadi sulit jika masyarakat sadar bahwa Indonesia masih dalam pandemi.
"Langkah kecilnya mencuci tangan secara teratur, memakai masker yang benar, dan menjaga jarak satu sama lain sangat berdampak bagi kehidupan banyak umat manusia," kata Wiku.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...