Kepolisian Jerman Batalkan Balap Sepeda, Diduga Disusupi Terorisme
FRANKFURT, SATUHARAPAN.COM – Kepolisian Jerman negara bagian Frankfurt, Jerman mengeluarkan pernyataan resmi membatalkan balap sepeda yang diadakan bertepatan dengan Hari Buruh Sedunia (1 Mei).
Menurut bbc.co.uk, Jumat (1/5) alasan polisi membatalkan balap sepeda tersebut karena mereka melakukan penangkapan terhadap sepasang suami istri, semalam sebelumnya dan dari kediaman mereka polisi menyita bom rakitan dalam pipa, senjata api, amunisi dan bahan kimia yang bisa digunakan sebagai bahan peledak.
Kantor polisi wilayah Hesse secara resmi menyatakan "ada indikasi ancaman terhadap penduduk", terkait pembatalan lomba itu.
Pejabat keamanan Jerman menyatakan ancaman bom diduga meniru serangan terorisme seperti yang terjadi pada lomba Marathon di Boston pada 2013. Kala itu terjadi beberapa ledakan bom yang terjadi menjelang beberapa pelari memasuki garis akhir Marathon Boston, Amerika.
Terdakwa pelaku pengeboman Marathon Boston, Dzhokhar Tsarnaev, menghadapi tuntutan hukuman mati. Pada Rabu (8/4) waktu setempat, juri pengadilan dengan suara bulat, menyatakan Dzhokhar bersalah dalam serangan terburuk di Amerika Serikat (AS) sejak peristiwa 9/11 tersebut.
Insiden bom Marathon Boston dilakukan dua bersaudara, Dzhokhar Tsarnaev, 21, dan Tamerlan Tsarnaev, 26. Dzhokhar ditangkap hidup-hidup, sedangkan kakaknya tewas ditembak polisi. Dalam serangan bom di garis finis lomba maraton itu, tiga orang tewas dan setidaknya 260 orang terluka.
Lomba balap sepeda menempuh rute antara Eschborn hingga Frankfurt, dan 200 orang pebalap sepeda profesional sudah mendaftarkan diri untuk ikut serta.
Jalur lomba melewati Bukti Taunus dan Oberursel, yang menjadi lokasi rumah pasangan yang ditangkap tersebut. Sekalipun aparat berwenang telah membatalkan lomba, beberapa pebalap sepeda tetap datang ke lokasi dan bersepeda di bawah pengawasan polisi. (bbc.co.uk/AFP).
Editor : Eben Ezer Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...