Pelajar Indonesia Ikuti Konferensi Lintas Iman Dunia di AS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Delegasi dari Indonesia turut bergabung dalam konferensi lintas iman yang diikuti oleh 85 pelajar SMA dari seluruh dunia di Washington AS. Konferensi bertajuk Better Understanding for a Better World (BUBW) itu diselenggarakan di di Baltimore, Maryland. Salah satu kegiatannya adalah mengunjungi rumah-rumah ibadah dan mengadakan dialog lintas agama.
Kemarin, (24/4), mereka mengunjungi masjid komunitas muslim Indonesia (Indonesian Muslim Association in America atau IMAAM Center) di Silver Spring dan berdiskusi tentang agama Islam.
Sebagaimana dilaporkan oleh VOA Indonesia, bagi sebagian peserta non-Muslim, itu adalah pertama kalinya mereka menginjakkan kaki di masjid dan mendengar suara adzan.
Chris Solisa, pelajar SMA Negeri Unggulan Siwalima Ambon, satu dari tujuh peserta asal Indonesia, mengaku memetik pelajaran berharga.
“Ternyata permasalahan yang terjadi di dunia ini yang sepertinya menyangkut agama, sebenarnya bukan agama, tapi hanya manusia-manusianya saja yang mengatasnamakan agama dan Tuhan, yang menyalahgunakan itu untuk keperluan mereka sendiri,” kata Chris.
Berbicara di depan 85 remaja Kristen, Muslim dan Yahudi dari 35 negara, Imam Mohammad Bashar Arafat, pencetus Konferensi BUBW, berupaya meluruskan persepsi yang keliru. Diantaranya tentang kata Allahu Akbar.
“Sayangnya kata ‘Allahu Akbar’ kini disalahgunakan untuk terorisme. Padahal kenyataannya, itu adalah panggilan untuk sholat,” kata Bashar Arafat.
Imam Arafat adalah Pendiri dan Presiden Yayasan Pertukaran dan Kerjasama Peradaban, lembaga nirlaba yang bertujuan mengedepankan perdamaian dan kerja sama.
Selama lebih dari 20 tahun, laki-laki asal Suriah ini telah berupaya meningkatkan pemahaman antara Muslim dan penganut keyakinan lain di AS, lewat berbagai program lintas agama. Salah satunya lewat konferensi BUBW, yang didukung Departemen Luar Negeri AS, sejak 2006.
“Program lintas agama ini sangat penting karena banyak siswa yang belum pernah ke gereja, masjid, atau sinagoga, dan mungkin mereka hanya mendengar hal-hal negatif mengenai agama lain. Penting bagi mereka untuk mendengar langsung dari pemuka agama, dan tidak menghakimi hanya berdasarkan apa yang mereka dengar dari orang lain,” tambah Arafat.
Di masjid IMAAM Center, para siswa mendapat kesempatan untuk melihat langsung ibadah sholat Jumat. Kemudian mereka mengikuti sesi tanya jawab, serta dialog lintas agama yang dipandu Imam Arafat, dan Pastor William A. Au dari Gereja Shrine of the Sacred Heart Baltimore.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...