Keris Summit 2015 Resmi Dibuka
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Perhelatan akbar bertajuk Keris Summit 2015 resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Drs. Umar Priyono, M.Hum pada hari Rabu (28/10) siang. Menurut rencana, acara ini akan digelar hingga 1 November 2015 di Museum Benteng Vredeburg.
Menurut Umar Priyono, keris tidak saja bermakna sebagai warisan nenek moyang, namun lebih luas daripada itu, yaitu sebagai penanda penting dari dimensi kultural. Maka ketika UNESCO telah menetapkan keris sebagai wold heritage atau warisan dunia pada 2015 silam, justru menjadi cambuk bagi para stakeholder untuk melestarikan warisan tersebut.
“Keris merupakan salah satu penanda penting dari dimensi kultural atau budaya, tidak hanya terkait persoalan tangible maupun intangible, tetapi sebagaimana diketahui bahwa sejak tahun 2005, keris diakui sebagai world heritage atau warisan dunia. Tentu perlu ikhtiar yang harus dilakukan oleh negara dan bangsa ini dalam rangka untuk meneguhkan posisi itu,” kata Umar Priyono.
Umar menyampaikan bahwa pertemuan Keris Summit 2015 ini memuat berbagai makna penting, salah satunya adalah makna silaturahmi dengan berkumpulnya para komunitas dan penikmat keris dari seluruh penjuru Nusantara. Namun, selain sebagai ajang silaturahmi, pertemuan ini juga memuat unsur untuk melestarikan keris di Indonesia.
“Di samping berkumpulnya para tamu dan tokoh dari berbagai daerah, ada makna kuat yang dipesankan dalam pertemuan ini, satu adalah aspek pelestarian, yang kedua adalah aspek pengembangan, dan yang ketiga persoalan penumbuhan ekonomi kreatif menjadi hal yang sangat penting, bahkan ekonomi yang super kreatif,” ujar Umar Priyono.
Menurut Umar, keris tidak hanya dimaknai sebatas nilai historis semata, namun juga perlu strategi khusus untuk melindungi, memanfaatkan, dan mengembangkannya. Oleh karena itu, acara Keris Summit 2015 ini merupakan salah satu ikhtiar dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Kebudayaan DIY yang menjalin kerjasama dengan Pusat Kebudayaan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Merti… untuk melindungi, memanfaatkan, dan mengembangkan keris di Indonesia.
“Ke depan tidak cukup hanya berhenti pada nilai historis, tetapi ketika berbicara dari aspek lampau sebagai milestone lalu kita menanjak kekinian tentu kita harus berfikir seperti apa pelestarian itu bisa kita dilakukan. Salah satunya adalah dimensi bagaimana si pembuat keris atau empu itu di masa yang akan datang bisa tumbuh dan berkembang. Kalau itu terjadi, maka pengakuan UNESCO tidak hanya berhenti pada sebatas pengakuan, tetapi pelestarian keris yang ditandai dengan Keris Summit, menurut saya menjadi milestone atau setidaknya menjadi tonggak sejarah, bahwa inilah sebagai salah satu ikhtiar yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan komunitas, bagaimana untuk melestarikan keris,” pungkas Umar Priyono.
Keris Summit 2015 menyajikan berbagai acara, yaitu simposium keris, workshop pembuatan warangka (sarung keris) dan aksesoris keris, bursa dan pameran keris, hingga Supa Award. Keris Summit 2015 memamerkan 650 bilah keris dari berbagai daerah di Indonesia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...