Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 11:45 WIB | Jumat, 27 Desember 2013

Kerusakan akibat Longsor di Banjarnegara Capai Rp 1,4 M

Longsor di Banjarnegara. (Foto: antara/Anis Efizudin)

BANJARNEGARA, SATUHARAPAN.COM - Hujan deras, tingginya kerentanan, dan batuan yang labil telah menyebabkan longsor di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada 19 - 24 Desember 2013, di 60 titik di 32 desa di 13 kecamatan. Akibatnya, seperti dilaporkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Sutopo Purwo Nugroho, melalui siaran persnya, Rabu (25/12), 32 rumah rusak berat, 21 rusak sedang, 56 rusak ringan, 135 rumah terancam, dan 46 KK mengungsi.

Pengungsi tersebar di lima desa. Satu orang meninggal dunia. Kerusakan infrastruktur di 23 titik meliputi jalan, jembatan, sekolah, dan irigasi. Kerusakan mencapai Rp 1,4 miliar. Upaya yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama TNI, Polri, relawan, dan masyarakat, adalah evakuasi, pendirian posko, pengiriman logistik, pembersihan material longsor. Bupati menetapkan masa tanggap darurat longsor 21 Desember  hingga 3 Januari 2014.

Sebetulnya, hampir setiap tahun terjadi longsor di Kabupaten Banjarnegara. Untuk mengantisipasinya, Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo, telah menetapkan siaga darurat bencana longsor, banjir, dan puting beliung dari 1 Desember 2013 hingga 28 Februari 2014.

Kepala BNPB, Dr Syamsul Maarif, MSi, dalam kunjungan kerja ke lokasi longsor pada Rabu (25/12) menyampaikan ucapan terima kasih atas kinerja Bupati Banjarnegara, BPBD Banjarnegara, dan lainnya, yang telah berusaha optimal menangani bencana longsor.

Perda dan pembangunan di Banjarnegara harus menyesuaikan kondisi wilayahnya yang rawan longsor. "Bentuk perdanya agar tempat hunian yang lama tidak dihuni kembali, setelah warganya direlokasi. Kawasan itu menjadi kawasan konservasi sehingga tidak timbul korban. Penduduk harus dilibatkan dalam proses pembangunan. Program penghijauan yang dicanangkan Pemda, bukan hanya berorientasi pada hijau daun saja, tetapi tanamannya harus mampu mengikat tanah dan ada nilai ekonominya. Bio-engineering bisa dilakukan masyarakat," Syamsul Maarif berpesan.

Pada kesempatan itu Kepala BNPB juga memberikan bantuan dana siap pakai Rp 250 juta dan logistik peralatan untuk penanganan darurat di Banjarnegara. 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home