Kerusuhan Meluas, Pemerintah Pakistan Blokir Internet dan Akses Media Sosial
Perdana Menteri perintahkan menangkap orang yang terlibat kerusuhan.
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Facebook, YouTube, dan Twitter tidak dapat diakses di Pakistan pada hari Sabtu (13/5) setelah dipulihkan sementara pada Jumat malam, kata saksi.
Kementerian Dalam Negeri menangguhkan layanan broadband seluler di seluruh negeri dan memblokir akses ke Facebook, YouTube, dan Twitter pada hari Selasa (9/5) malam di tengah kerusuhan setelah mantan Perdana Menteri Imran Khan ditangkap oleh lembaga antikorupsi negara itu.
Raksasa media sosial itu tersedia lagi pada Jumat malam tetapi pada hari Sabtu lagi tidak dapat diakses, kata para saksi.
Perintah Penangkapan Pelaku Kerusuhan
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan, Shahbaz Sharif, memerintahkan pihak berwenang pada hari Sabtu untuk mengidentifikasi dan menangkap semua yang terlibat dalam tindakan kekerasan setelah penangkapan mantan Perdana Menteri Imran Khan minggu ini memicu kerusuhan yang mematikan.
Khan meninggalkan gedung pengadilan pada hari Jumat larut malam dan menuju kampung halamannya di Lahore di tengah penjagaan keamanan yang tinggi, setelah pengadilan memberinya jaminan. Penangkapannya dalam kasus penipuan tanah pada hari Selasa, yang diputuskan oleh Mahkamah Agung “tidak sah dan melanggar hukum” pada hari Kamis, memicu protes keras dari para pendukungnya.
Mereka menyerbu gedung-gedung militer, membakar gedung penyiaran negara, menghancurkan bus-bus, menggeledah rumah seorang pejabat tinggi angkatan darat dan menyerang aset-aset lainnya, menyebabkan hampir 2.000 penangkapan dan tentara dikerahkan di berbagai kota.
Sedikitnya delapan orang tewas dalam kekerasan itu, rangkaian kerusuhan di negara yang sedang menghadapi krisis ekonomi, dengan rekor inflasi, pertumbuhan yang lesu, dan pendanaan IMF yang tertunda.
Khan, yang diperkirakan akan berbicara kepada para pengikutnya secara virtual pada hari Sabtu, pada hari Jumat menyambut baik perintah jaminan pengadilan dan mengatakan bahwa peradilan adalah satu-satunya perlindungan Pakistan terhadap "hukum rimba".
“Saya harus mengatakan saya mengharapkan ini dari peradilan kita, karena satu-satunya harapan yang tersisa sekarang, satu-satunya garis tipis antara republik pisang dan demokrasi adalah peradilan,” katanya kepada wartawan di dalam gedung pengadilan.
Khan, 70 tahun, adalah bintang kriket yang berubah menjadi politisi yang digulingkan sebagai perdana menteri pada April 2022 dalam mosi tidak percaya di parlemen dan merupakan pemimpin paling populer di Pakistan menurut jajak pendapat.
Banyak kota di Pakistan menyaksikan protes keras setelah penangkapannya oleh lembaga antikorupsi. Khan membantah melakukan kesalahan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...