Kesederhaan Muslim Kamboja Ber-Idul Fitri
PHNOM PENH, SATUHARAPAN.COM – Umat Islam di Kampung Rakapopram, Phnom Penh, Kamboja mengatakan mereka selama ini menyambut bulan puasa dan Idul Fitri sama seperti hari-hari lain tanpa persiapan baju baru atau beraneka jenis kue spesial Idul Fitri.
Seorang penduduk Kariah Yusof (29 tahun) mengatakan kepada berita.mediacorp.sg, Kamis (16/7) bahwa dia tidak membuat persiapan karena tidak memiliki uang dan hanya mampu merebus ubi dan memetik sayuran di pekarangan rumah untuk dimasak.
“Saya sekarang tinggal bersama dua orang anak berumur sepuluh tahun dan satu tahun. Suami saya pergi bekerja di Thailand sejak tahun lalu dan tidak balik lagi,” kata Kariah.
"Sayalah yang bekerja untuk mengakomodasi kami sekeluarga. Puasa atau hari raya sama saja, hari biasa pun kadang-kadang saya harus berpuasa untuk mengikat perut karena tidak ada pasokan makanan di rumah. Cuma hari raya tahun ini berbeda karena ada pihak yang membantu (Nashmir Holdings dari Malaysia)," kata Kariah.
Bantuan yang diberikan baru-baru ini berupa beras, susu kental, gula dan air rasa bahkan uang untuk membeli pakaian baru terutama bagi anak-anak. Sumbangan diberikan sempena peresmian sebuah surau yang dibangun pihak Nashmir.
Ibu dengan 11 Anak Terharu Dapat Bantuan
Ibu yang memiliki 11 orang anak berusia dua hingga 16 tahun, Aseah Ismail (46 tahun) terharu setelah menerima bantuan karena menurutnya ini pertama kali dia mendapat bantuan seperti itu.
Suami Aseah meninggal dunia tahun lalu, dan kini dia hidup dengan berdagang kecil-kecilan dengan pendapatan tidak sampai RM5 sehari.
“Sebelum ini hari raya sama saja. Tapi kali ini agak istimewa karena selain dapat menunaikan shalat Idul Fitri di surau, saya dan anak-anak juga memiliki pakaian baru. Terima kasih, karena hari raya ini anak-anak dapat makan nasi yang diberi dengan sayur yang kami tanam di dekat rumah. Kami juga dapat merasa bersyukur,” kata dia.
Anak 11 Tahun Jaga Ibu Sakit Jiwa
Amai Ali (11 tahun) yang tidak bersekolah dan menjaga ibunya yang mengalami masalah mental mengatakan uang 10 dolar Amerika Serikat (AS) yang diterimanya akan disimpan untuk perawatan ibu dan belanja keluarganya.
Sejak kematian ayah empat tahun lalu, dia masih harus mengurusi dua adik lelaki yang tinggal di pondok sederhana, Ali biasanya hanya berbuka puasa dengan sayur atau ubi.
"Tapi hari ini kami sekeluarga akan dapat masak nasi dan makan bersama sup air. Ini makanan sangat istimewa," kata dia.
Kepala Kampung, Hassan Ahmad mengatakan Malaysia adalah salah satu negara harapan bagi umat Muslim di Kamboja, karena banyak pihak yang sanggup menyalurkan bantuan kepada orang lain.
Malaysia adalah negara yang dekat di hati penduduk bahkan ada yang secara terbuka menyatakan keinginan untuk ke negara itu untuk mencari rezeki.
“Selain kontribusi bagi pembangunan infrastruktur, banyak juga bantuan dari perusahaan Malaysia berupa pasokan makanan, al-Quran dan pakaian disumbang untuk warga Islam Kamboja," kata Hassan. (berita.mediacorp.sg).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...