Ketua ASEPHI: UKM Tak Perlu Takut Gempuran Asing
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Thamrin Bustami mengatakan bahwa pelaku usaha kecil menengah (UKM) tidak perlu takut dengan gempuran produk asing dalam Masyarakat Ekonomi Asean yang dimulai pada Januari 2016 mendatang.
“Sebenarnya produk handicraft kita (Indonesia) di ASEAN itu hampir sama. Namun, yang membedakan kita dengan produk luar adalah sentuhan seninya. Kita mempunyai banyak etnik dari seluruh Indonesia. Mungkin jenis barang bisa saja sama tapi jangan lupa yang kita jual adalah seninya,” kata Thamrin ketika ditemui usai menghadiri upacara pembukaan Inacraft 2015 di JCC Senayan Jakarta Selatan, Rabu (8/4).
Thamrin menganjurkan kepada pegiat handicraft untuk mempertahankan kualitas dengan mencantumkan deskripsi barang yang dijual, filosofi produk dan bahan bakunya terbuat dari apa.
“Jadi kalau orang asing Amerika, Eropa dia kalau beli barang kan dilihat dulu itu ini produknya dari bahan apa, warnanya apa, kemudian mencucinya bagaimana. Itu harus dijelaskan sehingga dia memang yakin produk itu benar-benar bagus.”
Thamrin beranggapan bahwa sebenarnya banyak kendala yang dihadapi oleh UKM seperti transportasi yang mahal, infrastruktur yang masih kurang baik, akses perbankan yang masih minim di daerah dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
“Bayangkan saja inacraft ini diusahakan oleh UKM semua kan. UKM ini tinggalnya di daerah-daerah, pelosok-pelosok yang komunikasinya kurang, transportasinya mahal, banyak kendala yang dihadapi. Kemudian akses perbankan yang (berkaitan dengan) modal juga belum begitu paham. Diminta jaminan dia (pelaku UKM) tidak bisa padahal perbankan itu persyaratannya banyak.”
Menurutnya, pemerintah tidak bisa diam saja melihat kendala yang dihadapi oleh para pelaku UKM. Dia menyarankan agar pemerintah memberikan sarana perdagangan yang baik, pemberian pinjaman modal dengan bunga yang terjangkau dan mempermudah prosedur untuk pinjaman modal dan membuka usaha.
Dia juga mengapresiasi upaya pemerintah dengan menaikkan harga BBM dengan alasan pengalokasiannya untuk membangun infrastruktur di Indonesia.
“Oke lah harga BBM naik tapi subsidi yang dicabut itu betul-betul disalurkan lagi ke rakyat bikin lagi jalan yang bagus di desa-desa. Nanti supaya mengangkut bahan baku ke tempat dia (produsen) lebih murah. Ingat, UKM itu kan tulang punggung ekonomi kita. Jadi jangan ditinggalkan saat UKM sudah mulai bangkit. Kalau sudah tumbuh ya harus dibina,” kata dia.
Target Transaksi Inacraft 2015
Thamrin mengatakan bahwa untuk pameran handicraft ke 17 kali ini menargetkan sekitar Rp 120 miliar dari 200.000 pengunjung selama lima hari digelar. Kemudian untuk ekspornya sendiri ditargetkan USD 10 juta (Rp 129 miliar).
Namun, dia mengungkapkan bahwa tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan penjualan setelah pameran yang tidak bisa terhitung lagi total penjualannya.
Kalau dibandingkan dengan tahun 2014 lalu, pameran tahun ini diharapkan akan naik penjualannya sebesar 10 persen dengan pasar utama Amerika Serikat, Jepang, Hong Kong, Eropa dan Australia.
Produk-produk yang menjadi andalan dalam Inacraft 2015 ini adalah produk kerajinan dari kayu, rotan, kayu untuk home decoration, produk-produk hiasan rumah dari tekstil dan produk fashion.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...