Ketua ISWI: Pagelaran Budaya Picu Kreativitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI), Retno Sri Endah Lestari mengemukakan bahwa tujuan diselenggarakannya pagelaran bertajuk “Peragaan Tari dan Busana Tradisi Kraton Ngayogyakarta dan Nasional Modifikasi” adalah meningkatkan kreativitas generasi muda untuk berpacu pada industri kreatif.
Retno mengemukakan hal ini saat memberi kata sambutan di hadapan para hadirin di Balai Agung, Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, pada Kamis (11/9) siang.
“Kegiatan ini untuk memotivasi masyarakat luas karena saat ini penting mempertahankan budaya, sekaligus memacu generasi muda berkecimpung dalam industri kreatif,” kata Retno.
Retno mengemukakan pihaknya berterima kasih kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta karena perempuan diyakini menjadi salah satu faktor penentu suksesnya industri kreatif di Indonesia.
Saat ini, menurut Retno mementingkan proses budaya secara keseluruhan sebagai salah satu kegiatan yang diutamakan di ISWI.
“Kami selalu welcome terhadap berbagai pihak yang berminat dalam industri kreatif, tidak hanya kementerian, tetapi juga pihak swasta,” lanjut Retno.
Retno menambahkan saat ini pihaknya selalu meng-update (memutahirkan data) terkait dengan jumlah perempuan usia produktif di Indonesia dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, karena menurut Retno, ISWI berusaha menempatkan perempuan sebagai garda terdepan bagi Indonesia.
“Mungkin dalam kesempatan kali ini (acara peragaan tari dan busana tradisi kraton) kami fokus terlebih dahulu ke Yogyakarta, di kesempatan lain kami akan menggali lebih dalam potensi budaya daerah lainnya,” Retno mengakhiri sambutannya.
Selain sambutan, acara juga diisi oleh tari-tarian dari Sanggar Puspo Budoyo yang menampilkan tari Lenggang Nyai dari Provinsi DKI Jakarta, dan Gandrung Banyuwangi dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Tidak hanya itu, beberapa mahasiswa dan mahasiswi ASRIDE ISWI (Akademi Seni Rupa dan Desain Ikatan Sarjana Wanita Indonesia) unjuk kebolehan berlenggak-lenggok di atas catwalk memamerkan baju tradisional daerah yang telah mereka desain dan modifikasi sendiri di hadapan para hadirin yang datang, selain itu Sanggar Sri Renggo Sadono menampilkan peragaan busana khusus Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Pentas budaya yang lain adalah musik kulintang dan angklung yang dikombinasikan menjadi satu dan dimainkan oleh para musisi yang tergabung dalam Sanggar
Sanggar Musik Mitra Seni Indonesia beranggotakan total 20 orang dengan perincian 13 orang memainkan angklung, dan tujuh personel lainnya memainkan kulintang.
Satu perempuan bertindak selaku vokalis, mereka mendendangkan empat lagu secara bervariatif, dua secara instrumental, dan dua lagi dengan disertai vokalis.
Lagu-lagu nostalgia yang didendangkan sanggar yang salah satu pembinanya adalah Herawati Boediono ini (istri Wakil Presiden Boediono) antara lain Sepasang Mata Bola, Rayuan Pulau Kelapa, Lir Ilir, Keroncong Kemayoran.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...