Ketua Komnas KIPI: Semua Laporan Vaksinasi COVID-19 Bersifat Ringan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI),Prof. DR Dr. Hindra Irawan Satari, Sp. A (K), M. TropPaed, mengatakan, dari laporan KIPI yang masuk, semua bersifat ringan dan sesuai dengan yang dilaporkan jurnal-jurnal, dan di tempat lain. Semua kondisinya sehat. Jadi, tidak ada yang memerlukan perhatian khusus sampai saat ini.”
Dia mengatakan hal itu pada dialog bertema KIPI yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), hari Rabu (20/1). Hindra menambahkan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir mengenai efek vaksinasi. Setiap fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan imunisasi wajib melakukan pencatatan dan melaporkan KIPI. Oleh karena itu, Komnas KIPI dibentuk sebagai tim independen yang mengkaji adanya hubungan vaksin yang diberikan dengan kejadian pada penerima vaksin.
“Laporan yang terbanyak adalah kejadian koinsiden atau semua hal dikaitkan dengan vaksin, tidak memandang jangka waktunya, baik itu satu hari setelah vaksinasi atau sebulan setelah vaksinasi, maupun empat tahun setelahnya pun masih dikaitkan dengan vaksinasi,” tambah Hindra
Komnas KIPI diangkat Menteri Kesehatan dengan masa kerja empat tahun dan sudah ada sejak 1998, jadi sudah 22 tahun mengawasi KIPI,” katanya.
Reaksi KIPI Wajar
Sementara itu, dr. Muhammad Fajri Adda’I, dokter dan tim penanganan COVID-19 yang telah menerima vaksinasi COVID-19 dosis pertama mengatakan dia tidak merasakan reaksi yang aneh. “Biasa saja,” katanya. Sedangkan dr. Inda Mutiara, Kepala Puskesmas Kramatjati mengatakan tidak ada reaksi lanjutan yang dirasakan.
“Saya tidak merasakan reaksi yang tidak wajar. Tidak sakit saat disuntik dan sampai sekarang juga normal-normal saja. Sebelumnya saya pikir akan terasa nyeri namun ternyata tidak terasa apa-apa,” kata Fajri.
Reaksi setelah vaksinasi menurut Fajri bisa berbeda-beda pada tiap orang. “Teman nakes lain ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang jadi merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” katanya.
Dia mengatakan, dari laporan, reaksi alergi relatif kecil, di bawah satu persen, kecil sekali bila dibandingkan dengan yang tidak terkena KIPI.
“Jangan kita terlalu pusing dengan kemungkinan yang kecil ini. Petugas medis juga sudah paham bagaimana mengatasi KIPI ini. Dalam proses vaksinasi, saya juga dijelaskan terkait KIPI dan bagaimana meresponnya jika ada reaksi,” kata Fajri.
Sebelum menerima suntikan vaksin COVID-19, Fajri secara khusus mengosongkan jadwal tugas. “Saya juga tidur cukup supaya reaksi imun yang terbentuk akan lebih bagus dan optimal. Kemudian untuk beberapa hari ke depan jangan terlalu capek, makan gizi seimbang, jangan begadang, jangan stres,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...