Ketua KY, Suparman Marzuki: Peradilan Indonesia Jatuh di Titik Nadir
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peradilan Indonesia jatuh berkeping-keping ke titik nadir, dan peradaban hukum harus dibangun segera. Pernyataan tersebut dikemukakan Ketua Komisi Yudisial (KY), Suparman Marzuki pada Jumat (27/7).
Dia mengemukakan pendapatnya itu sehubungan dengan kasus penembakan di rumah dinas hakim Pengadilan Negeri Gorontalo, Royke Inkiriwang. "Kejadian ini menandakan penegak hukum dalam ancaman. Artinya peradaban hukum kita sekarang ini sedang ada di titik nadir, sehingga harus ditanggapi serius oleh pemerintah," kata Suparman.
Menurut Suparman hal itu merupakan bentuk teror terhadap penegak hukum. Dia mendesak aparat kepolisian segera melakukan langkah-langkah pengamanan terhadap hakim, sehingga bisa memberikan rasa aman.
"KY berharap kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan memberikan pengamanan yang optimal kepada hakim-hakim di seluruh Indonesia," kata Suparman.
Lebih lanjut Suparman mengatakan bahwa KY akan berkoordinasi dengan Polda Sulawesi Utara, karena pihaknya akan menelusuri motif penembakan tersebut. KY berharap hakim yang mengalami penembakan tersebut bisa tetap menjalankan tugasnya secara profesional dan independen.
"Saat ini KY sudah melakukan koordinasi dengan kepolisian di Gorontalo. Selain itu, KY pun telah koordinasi dengan kepolisian setempat untuk melakukan langkah-langkah sesuai kewenangannya dan memberikan pengamanan pada hakim dan pengadilan terkait," kata dia.
"Kasus, situasi dan motif detailnya masih kita telusuri. Tapi kejadian tersebut memang bisa dikategorikan intimidasi," tegas Suparman. (komisiyudisial.go.id)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...