Loading...
HAM
Penulis: Reporter Satuharapan 09:38 WIB | Rabu, 15 Januari 2014

KH Abd Muhaimin: Wacana Keagaaman Semakin Keras

Ketua Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), KH Abdul Muhaimin dalam Rapat Kerja (Raker) ICRP 2014, di Gedung Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat, Sabtu (11/1). (Foto: Equivalent Pangasi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), KH Abdul Muhaimin menyatakan saat ini tantangan para aktivis keberagaman menjadi semakin berat seiring dengan semakin kerasnya wacana keagamaan.

Muhaimin, yang juga merupakan Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Deradikalisasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebutkan mengenai adanya konspirasi oleh pihak tertentu yang menggunakan kelompok agama sebagai alat untuk menghasut.

“Di Yogyakarta itu, ada sebuah radio dengan nuansa agama yang isinya hampir selalu menyebut agama lain sesat. Sebenarnya itu melanggar undang-undang penyiaran, tetapi sampai saat ini tidak ada tindakan tegas dari pihak berwenang,” kata Muhaimin pada Sabtu (11/1).

Muhaimin menyampaikan keprihatinannya atas penurunan semangat yang dialami banyak aktivis.

“Saat ini kita mengalami penurunan stamina memperjuangkan keberagaman seiring dengan semakin kerasnya isu keagamaan,” kata dia dalam Rapat Kerja (Raker) 2014 ICRP di Jakarta.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum ICRP Prof Dr Siti Musdah Mulia mengimbau pengurus ICRP beserta para aktivis untuk bersinergi di dalam jaringan agar dapat memikirkan dan melaksanakan metode yang lebih solid.

"Kita jangan sampai kalah dengan para fundamentalis yang kompak bekerja 24 jam melalui berbagai media. Kita tidak boleh bekerja sendiri-sendiri!" ujar Musdah.

Senada dengan Musdah, Muhaimin mengingatkan peserta raker tentang pentingnya konsolidasi personal serta menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga yang memiliki komitmen pada isu multikultural.

Menurutnya, konsolidasi perlu dilakukan untuk mengimbangi kelompok intoleran yang bergerak secara masif dengan menyebarkan pamflet, brosur, stiker, dan hate speech (pidato yang menghasut) ke masyarakat.

“Kita perlu mengimbangi kerasnya wacana keagamaan dengan berjejaring supaya kita tidak menjadi single fighter,” sambung Muhaimin.

Melengkapi imbauan dari Muhaimin, M Imdadun Rahmat, Sekretaris Umum ICRP, sekaligus komisioner Komnas HAM, menyatakan ICRP dan lembaga senapas dengannya perlu untuk melakukan kaderisasi terhadap kaum muda.

Imdad mengusulkan upaya kaderisasi dengan mendatangi komunitas-komunitas agama dan membangun jejaring lintas keyakinan (interfaith) dengan para pemimpin agama di tingkat lokal. Dengan demikian, komunitas agama turut mengambil bagian dalam mempersiapkan kaum mudanya untuk bersinergi dengan jejaring lintas keyakinan.

Menurut Imdad, ICRP dan para aktivis juga perlu untuk tetap menjalin komunikasi dengan jaringan Senayan (DPR, Red) untuk mencari dukungan politik.

“Jangan lupa, kita harus terus menyapa teman-teman kita di Senayan agar mereka selalu ingat dengan komitmen mereka menjaga perdamaian di negeri ini,” tegasnya lagi.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home