KH Quraish Shihab: Tiga Syarat Wujudkan Moderasi Beragama
JAKARTA, SATUHARAPAN. COM – Ulama sekaligus pakar tafsir Alquran Indonesia, KH Quraish Shihab mengungkapkan tiga syarat yang perlu dipenuhi untuk mewujudkan moderasi beragama. Ia mengemukakan tiga syarat tersebut saat memberikan tausiyah pada halal bihalal aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Agama di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Wasathiyah atau moderat menurutnya adalah salah satu ciri agama. Orang yang beragama perlu bersikap moderat. “Lalu bagaimana mewujudkan moderasi? Ada tiga syaratnya,” kata Quraish Shihab mengawali tausiyahnya, Jumat (14/6), seperti dilaporkan Indah Limy yang dilansir kemenag.go.id.
Pertama, untuk berada di tengah-tengah seseorang harus memiliki pengetahuan. “Kalau saya ingin mengetahui siapa yang di tengah, saya harus tahu berapa orang yang di sini, maka kemudian saya bisa menentukan orang ke berapa yang ada di tengah. (Artinya) Tanpa pengetahuan, Anda tidak bisa melaksanakan moderasi," ujarnya.
Kedua, mengendalikan emosi. “Untuk melakukan moderasi, syaratnya mampu mengendalikan emosi. Jangan melewati batas,” kata Prof Quraish Shihab, sambil menambahkan ebagai syarat paling berat.
“Syarat ketiga, harus terus-menerus berhati-hati,” katanya.
Menag Lukman Saifuddin mengungkapkan sengaja meminta Prof Quraish Shihab untuk dapat mengisi tausiyah tentang moderasi beragama dalam halal bihalal tahun ini, untuk memberikan pengetahuan bagi para ASN tentang pentingnya moderasi beragama.
Menag menyampaikan moderasi beragama telah diusung Kemenag dalam beberapa tahun terakhir. Ia berharap ASN di bawah kepemimpinannya dapat memahami dengan baik apa moderasi beragama. “Saat ini, moderasi beragama bukan saja relevan dalam konteks Indonesia, tetapi juga sangat signifikan dalam konteks global,” kata Menag saat memberikan sambutan pada acara yang bertema “Apa dan Mengapa Moderasi Beragama”.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...