Khawatir Penyebaran Virus Corona, Beijing Batalkan Pekan Raya Imlek
BEIJING, SATUHARAPAN.COM- Khawatir pada penyebaran virus corona misterius yang menyebabkan penumonia, ibu kota China, Beijing, membatalkan acara publik besar, termasuk dua pekan raya Tahun Baru Imlek yang terkenal, menurut laporan Beijing News yang dikelola pemerintah, pada hari Kamis (23/1).
Pihak berwenang di negeri itu tengah berusaha mengendalikan penyebaran wabah virus corona yang mematikan, yang semula ditemukan di Wuhan yang juga diduga pusat penyebarannya. Kekhawatiran meningkat sehubungan libur sekitar tahun baru Imlek yang jatuh pada Sbtu (25/1).
Secara terpisah, operator kereta api negara itu, China State Railway Group, mengatakan penumpang akan dapat menerima pengembalian uang penuh atas tiket nasional mulai hari Jumat (24/1). Ini terkait dengan penutupan pelayanan kereta api, terutama menuju dan dari Wuhan.
Sebelumnya dilaporkan bahwa penerbangan dari dan ke Wuhan juga ditutup. Penyebaran virus telah meluas di sejumlah kota di China dan telah teridentifikasi di beberapa negara lain.
Laporan sejumlah media sebelumnya menyebutkan bahwa virus itu kemungkinan berasal dari hewal liar yang banyak dijual di pasar Wuhan untuk konsumsi dan pengobatan.
Sementara itu, dari Jenewa, Swiss, dilaporkan bahwa komite darurat organisasi kesehatan dunia (WHO) mengadakan diskusi pada hari Rabu (22/1) mengenai kekhawatiran tentang wabah koronavirus di Wuhan, tetapi tidak sampai pada keputusan konkret apakah akan menyatakan keadaan darurat secara global.
Komite mengadakan pertemuan kembali hari Kamis (23/1) ini untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya. Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros mengatakan pada hari Rabu bahwa organisasi membutuhkan lebih banyak informasi untuk memutuskan apakah komite darurat harus mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat. Dia menambahkan bahwa keputusan itu sangat serius.
"Keputusan menyatakan atau tidak tentang darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional adalah keputusan yang saya anggap sangat serius, dan keputusan yang saya siapkan dengan mempertimbangkan semua bukti dengan tepat," kata Dr Tedros pada pertemuan tersebut, seperti dikutip kantor berita ANI.
Dr Tedros meminta komite untuk bertemu lagi hari Kamis untuk melanjutkan diskusi tentang masalah ini, menambahkan bahwa itu adalah "situasi yang berkembang dan kompleks".
Dia juga berkomentar tentang larangan perjalanan yang diperkenalkan di kota Wuhan China, mengatakan bahwa "apa yang mereka lakukan adalah tindakan yang sangat, sangat kuat dan dengan komitmen penuh".
Wabah pneumonia ini sebelumnya tidak diketahui ditemukan di Wuhan pada akhir Desember, yang kemudian diidentifikasi sebagai tipe baru coronavirus dan dilambangkan sebagai 2019-nCoV oleh WHO.
Virus baru ini menyulut keprihatinan besar secara global atas kemungkinan situasinya berubah menjadi epidemi, karena kasus-kasus coronavirus Wuhan telah ditemukan di Hong Kong dan Taiwan, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan juga Makau.
Otoritas kesehatan China telah mengkonfirmasi bahwa virus itu dapat menyebar dari manusia ke manusia.
Editor : Sabar Subekti
1.100 Tentara Korea Utara Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukr...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 1.000 prajurit Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia d...