Khawatir Saluran Darurat Waduk Jebol, Warga California Panik

CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM – Warga dan pejabat lokal, telah menggambarkan kepanikan dan kekacauan di jalan-jalan dan jalan bebas hambatan dalam evakuasi karena adanya ancaman runtuhnya saluran air darurat pada bendungan tertinggi di Amerika.

Sebelumnya Departemen Sumber Daya Air California pada Minggu siang (12/2)yang dilansir situs voindonesia.com, mengatakan jika katup darurat bendungan Oroville di bagian utara California itu gagal berfungsi, maka dalam waktu satu jam akan membuat arus air dari Danau Oroville tak terkendali.

Kantor Sheriff Butte County mengatakan, warga kota Oroville yang berjumlah sekitar 16.000 orang harus menuju ke bagian utara kota Chico, dan kota-kota lain seharusnya mengikuti perintah badan-badan penegak hukum setempat.

Layanan Darurat di Yuba County juga telah meminta warga di lembah itu termasuk di kota Marysville yang berpenduduk 12.000 jiwa, untuk mengungsi dan mengambil rute ke arah timur, selatan atau barat, menghindari jalur ke utara yang menuju ke Oroville.

Departemen Sumber Daya Air California mengatakan, pihaknya akan membuka katup yang rusak parah itu dan mengeluarkan sekitar 2.831,6 meter kubik per detik dari bendungan utama, sehingga bisa mengeringkan Danau Oroville

Jodye Manley dari Olivehurst mengatakan, dia dan suaminya sedang makan malam hari Minggu (12/2) di rumah putrinya di Sacramento, California ketika mendapat kabar dari seorang teman anggota dewan kota, bahwa daerahnya mungkin harus dievakuasi.

Dia mengatakan, suami-istri itu segera mengisi bensin dan bergegas untuk mengambil empat anjing dan tiga kucing mereka. Manley mengatakan, ia dan tetangganya benar-benar panik dan suasana “hampir seperti sebuah film.''

Dia mengatakan, arus lalu lintas kembali ke kota Sacramento menakutkan, karena orang-orang khawatir saluran darurat waduk itu akan jebol setiap saat.

Anggota dewan kota Chico, Andrew Coolidge mengatakan, tujuh tempat penampungan yang dikunjunginya dipenuhi warga yang punya kisah menakutkan serupa karena jalan-jalan yang dipenuhi manusia

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum