Kinerja Ekonomi AS Membaik, Rupiah dan IHSG Melemah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu (12/3) pagi bergerak turun 85 poin menjadi Rp 11.449 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.364 per dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu dibuka melemah sebesar 23,51 poin mengikuti bursa saham di kawasan Asia.
Nilai tukar rupiah melemah menyusul minat investor terhadap dolar AS kembali meningkat setelah data ekonomi AS terakhir ini menunjukkan perbaikan, kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan data ketenagakerjaan AS pada akhir pekan lalu memberikan sinyal masih tangguhnya kinerja ekonomi AS sehingga dolar AS berangsur pulih.
Kendati demikian, lanjut dia, fundamental ekonomi Indonesia juga masih dipandang investor global akan membaik. Tingkat inflasi yang terjaga stabil serta cadangan devisa RI meningkat menjadi 102 miliar dolar AS pada Februari memberi potensi rupiah kembali menguat.
Rupiah kembali berpeluang positif seiring membaiknya fundamental ekonomi Indonesia, katanya.
Ia mengatakan bahwa hal itu juga tidak lepas dari upaya pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) untuk tetap fokus dalam melakukan pengetatan fiskal dan moneter.
Langkah itu merupakan salah satu cara kewaspadaan sehingga perekonomian Indonesia tetap stabil, katanya.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menambahkan meski neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari 2014 mencatatkan defisit namun pasar masih akan menanggapi positif kinerja ke depannya akan membaik.
Menurut dia, pelaku pasar cukup optimis terhadap Pemerintah dan Bank Indonesia yang fokus untuk menurunkan defisit neraca keuangan Indonesia. Pasar melihat beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan efektif untuk memperkecil defisit.
IHSG Melemah 23,51 Poin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu dibuka melemah sebesar 23,51 poin mengikuti bursa saham di kawasan Asia.
IHSG BEI dibuka turun 23,51 poin atau 0,50 persen menjadi 4.680,71. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,09 poin (0,77 persen) ke level 782,87.
Sentimen negatif dari pasar Asia berdampak pada IHSG BEI. Namun, potensi koreksi indeks BEI diperkirakan tidak akan lebih dalam karena diimbangi faktor positif di dalam negeri, kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan bahwa sentimen positif domestik itu terutama dari sisi fundamental makro ekonomi, Indonesia merupakan negara dengan perekonomian relatif stabil dengan pertumbuhan ekonomi sekitar enam persen.
Menurut dia, fluktuasi perekonomian Indonesia juga tidak terlalu tajam di tengah berbagai permasalahan domestik dan tekanan krisis global.
Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas, Yualdo Yudoprawiro mengatakan bahwa pelemahan bursa Asia pagi ini sering dengan kekhawatiran ekonomi China setelah adanya default obligasi korporasi di negeri tersebut.
Pasar akan mengantisipasi data penjualan ritel, dan produksi industri China yang akan dirilis besok (13/3), data itu akan digunakan sebagai gambaran mengenai perkembangan ekonomi China, katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 302,78 poin (1,36 persen) ke level 21.966,83, indeks Nikkei turun 328,72 poin (2,16 persen) ke level 14.895,39 dan Straits Times melemah 23,48 poin (0,75 persen) ke posisi 3.105,92. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...