Kinerja Impor Indonesia September 2015 Turun 7,16 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kinerja impor Indonesia pada bulan September 2015 mencapai USD 11,5 miliar atau turun 7,16 persen bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2015.
"Penurunan terjadi pada impor migas USD 195,8 juta atau 9,29 persen dan nonmigas yaitu USD 691,7 juta atau 6,72 persen. Sementara itu, penurunan impor migas dipicu oleh menurunnya nilai impor hasil minyak USD 187,4 juta atau 14,55 persen dan gas USD 75,5 juta atau 41,14 persen. Sebaliknya nilai impor minyak mentah naik USD 67,1 juta atau 10,54 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dalam Laporan Kinerja Ekspor Impor bulan September 2015 di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat, hari Kamis (15/10).
“Untuk migas yang menarik hasil minyak turun sementara minyak mentah naik 10,54 persen. Hasil minyak sekarang menurun artinya kita sudah mempunyai pengilangan yang baru. Artinya, terjadi juga efisiensi karena biasanya kita beli hasil minyak dari luar karena sudah ada tempat kilang minyak.”
Kemudian, secara kumulatif nilai impor Januari-September 2015 mencapai USD 107,94 miliar atau turun 19,67 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014. Perhitungan kumulatif impor itu terdiri dari impor migas USD 19,41 miliar atau turun 41,21 persen dan nonmigas USD 88,53 miliar atau turun 12,65 persen.
Peningkatan impor nonmigas terbesar pada bulan September 2015 adalah kapal terbang dan bagiannya USD 87,1 juta atau 230,42 persen sedangkan penurunan terbesar adalah golongan barang dari besi dan baja sebesar USD 130,6 miliar atau 30,55 persen.
Suryamin juga mengatakan selama 13 bulan terakhir nilai impor migas tertinggi tercatat pada September 2014 dengan nilai mencapai USD 3,6 miliar dan terendah terjadi di bulan Februari 2015 yaitu USD 1,7 miliar. Sementara itu, nilai impor nonmigas tertinggi tercatat di bulan September 2014 yaitu sebesar USD 11,8 miliar dan terendah di bulan Juli 2015 dengan nilai USD 7,7 miliar.
Selama bulan Januari-September 2015, Tiongkok tetap menjadi negara asal impor nonmigas terbesar dengan nilai USD 21,49 miliar atau 24,28 persen,menyusul Jepang USD 10,20 miliar atau 11,52 persen dan Singapura sebesar USD 6,64 miliar atau 7,50 persen.
Sedangkan impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,99 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,58 persen.
Editor : Eben E. Siadari
Kamala Harris: Negara Harus Terima Hasil Pemilu, Mendesak Pe...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Menghadapi penolakan besar-besaran oleh para pemilih Amerika, Kamala ...